Jangkrik dengan semangat memanjat ke atas pohon willow, seperti menikmati sekali bermain ayunan di atas dahannya.
Seorang penyelam datang berteduh dan beristirahat dibawah pohon willow. Jangkrik dan penyelam mulai mengobrol.
"Lihatlah pohon willow ini sangat indah, bukankah demikian? Dahannya bagaikan pinggang seorang gadis, daun-daunnya yang dihembus angin bagaikan uraian rambut seorang gadis. Begitu angin berhembus, dia seperti seorang gadis yang menari!" jujar angkrik dengan bangga memamerkan rumahnya kepada penyelam.
"Memang, pohon willow ini sangat indah," sambut penyelam.
Lalu penyelam mengangkat kepalanya memandang ke pohon willow dan melanjutkan perkataannya, "Tetapi, dibawah laut ada sejenis terumbu karang willow, lebih indah daripada pohon willow di daratan. Ada yang seluruh badannya merah, merahnya seperti batu nilam; ada yang berwarna putih seperti bunga pir; ada yang berwarna merah jambu, seperti telapak tangan gadis. Terumbu karang willow ini terdiri dari berbagai warna yang menyatu jadi satu pohon, bergabung menjadi sebuah hutan warna-warni yang indah sekali. Memasuki hutan ini, bagaikan berada di negeri dogeng, membuat orang mabuk kepayang, seperti di dalam mimpi, juga seperti di negri para dewa.
Jangkrik setelah mendengar perkataan penyelam sangat tertarik. Dia lalu terbang ke pinggir laut, menyelam masuk ke dasarnya.
Benar saja terumbu karang willow ratusan kali lebih indah dari pohon willow di daratan. Dahan-dahannya yang bergoyang seperti dewi-dewi yang sedang menari, bahkan di dahannya penuh ditumbuhi oleh bunga-bunga karang kecil yang sangat indah.
Jangkrik sangat gembira dan bersemangat sampai hampir pingsan. Dengan bergegas dia berenang mendekati sekuntum bunga terumbu karang yang paling indah, dia ingin segera tinggal disana dan menjadi tempat ini sebagai rumahnya.
Begitu dia berada dihadapan bunga terumbu karang, bunga tersebut dengan jarinya menangkapnya. Jangkrik pun segera lenyap ditelannya.
Kematiannya mengatakan kepada kita, di dunia ini banyak tempat yang menggoda orang, tetapi, tempat yang menggoda tersebut belum tentu cocok dijadikan tempat tinggal kita yang aman. [Anastasia Kang / Dumai] Sumber: Erabaru