Ini berasal dari kisah zaman Dinasti Song (960-1279 Masehi).
Kisah ini berdasarkan pada surat yang ditulis oleh seorang pria bernama Su Dongpo kepada temannya, Qin Taixu, di mana Su menceritakan bagaimana ia mengatasi kekhawatiran selama tak punya penghasilan tetapi memiliki keluarga besar yang harus dia hidupi.
Su Dongpo menulis, mulanya ia merasa cemas, tetapi kemudian dia bertekad mengubah keadaan dan mengatasi perlunya mengontrol pengeluaran dan menyimpan uang.
Dia memutuskan untuk mencontoh teman lamanya, Jia Yun. Pada hari pertama setiap bulan, ia mengambil 4.500 keping uang dari tabungannya, dan membaginya menjadi 30 bagian, masing-masing berjumlah 150 keping. Dia kemudian menggantung ke-30 bagian ini di langit-langit rumahnya.
Setiap pagi, ia menggunakan sebuah garpu rumput untuk mengambil satu bagian uang dan kemudian meminta anggota keluarga untuk menyembunyikan garpu rumput itu.
Bagian ini adalah pengeluaran yang dialokasikan untuk hari ini. Jika ada uang tersisa, ia akan memasukkannya ke dalam tabung bambu untuk disimpan dan digunakan menjamu tamu.
"Uang saya mampu bertahan setahun lebih. Pada saat itu saya akan membuat rencana lain," tulisnya dalam surat.
"Di mana ada aliran air, akan terbentuk saluran; sehingga sejak saat itu tidak perlu merisaukannya, dan itulah mengapa saya tidak khawatir sama sekali dalam hati," kata Su kepada temannya.
Kemudian hari, orang menggunakan istilah dari surat Su Dongpo itu, "di mana ada aliran air, akan terbentuk saluran", untuk menyampaikan bahwa ketika kondisi sudah matang, keberhasilan secara alami akan datang.
Idiom ini juga bermakna, tidak perlu mengkhawatirkan, mencoba sekuat tenaga untuk mendapatkan hasil, atau hati terus menggenggam pengejaran yang kuat, karena sesuatu yang akan terjadi sebagaimana mestinya, ketika saatnya tiba, hasil dari upaya akan tampak. [Cindy Chan / Jakarta] Sumber: Epochtimes