KEHIDUPAN | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Jumat, 09 Desember 2011

MEDITASI BUDDHIS BERSIHKAN BATHIN DAN PIKIRAN

Umat Buddha bermeditasi untuk membangun kesadaran pikiran bathin yang bersih. Meditasi Buddhis ada dua jenis pendekatan, Samattha Bhavana dan Vipassana Bhavana.

Di dalam meditasi batin (Samatta) meditator menetapkan satu objek sedangkan meditasi padang terang (Vipassana) mengenal berbagai objek sebagaimana objek muncul dengan jelas.

Bhante Vijaya Putta me­nga­takan kunci utama dalam menjalani hidup adalah pikiran. Meditasi bisa memindset pikiran seseorang untuk ke arah hidup yang lebih baik. "Jika menusia sudah memiliki pi­kiran yang baik, mereka bisa ter­hindar dari perbuatan yang ti­dak diinginkan dan bisa me­ngendalikan pikiran, ucapan dan perbuatan. Dengan demi­kian tingkah laku serta tindak tanduk menusia tidak akan me­rugikan orang lain ataupun makhluk hidup lainnya," katanya, Kamis, (8/12)

Dijelaskan lebih lanjut, me­ditasi bermanfaat untuk ke­sehatan dan membersihkan bathin dan jiwa dari suatu pi­kiran yang kotor. Apabila Yin dan Yang ditubuh seimbang, lan­jutnya, tentunya akan menciptakan antobodi sendiri sehingga penyakit dalam tu­buh akan sembuh dengan sen­dirinya secara natural dan ber­tahap.

"Manusia bukan hanya ter­kena penyakit pada badan saja tetapi pada bathin, badan dan bathin sebenarnya sama-sama membutuhkan maka­nan, badan kita diisi dengan makanan dan bathin kita diisi meditasi agar tidak kering ke­rontang. Meditasi bisa membina umat Buddha untuk bisa sehat secara jiwa dan raga," paparnya.

Untuk posisi badan saat meditasi, bhante Vijaya Putta menjelaskan, ada 4 posisi yang bisa dilakukan yakni, du­duk, jalan, berdiri dan tidur.

"Sebenarnya yang pa­ling utama dalam meditasi ada­lah memiliki guru. Kalau pa­da waktu meditasi tidak ada gu­ru yang membimbing, ta­kut­nya bisa mengarah pada hal-hal yang tidak diinginkan, dan kesimpulan menjadi sa­lah. Lebih baik ada guru yang Buddhis yang bisa meng­arahkan ke arah yang baik gu­na mengurangi kekotoran bathin dari keserakahan da­lam hidup dan diharapkan dapat bijaksana," terangnya.

Ditambahkannya, meditasi yang dika­ta­kan berhasil apabila seseorang bisa terus me­­ning­katkan kualitas dan kuan­titas medi­tasi dengan baik dan hal tersebut bisa di­ke­ta­hui apabila sharing de­ngan guru meditasi.

Meditasi, sebutnya, memiliki tingkat keberhasilan, per­ta­ma yakni witaka di mana pi­kiran berusaha menangkap objek dengan baik, kedua, wi­cara di mana objek sudah tertangkap dengan baik dan yang terakhir pada kondisi tingkat kebahagiaan.

Bhante Vijaya menganjur­kan, bagi pe­mula, meditasi se­baik­nya jangan dilaku­kan lewat dari pukul 00.00 WIB karena di­ta­kutkan ada hawa-hawa negatif yang da­pat mengganggu meditasi. Tetapi bagi me­ditator lebih bagus dilakukan pa­da pukul 00.00 WIB ke atas.

"Sebaiknya meditasi dila-kukan dalam keadaan yang fit, ti­dak dalam keadaan yang ter­lalu kenyang dan tidak da­lam keadaan terlalu lapar. Wak­tu meditasi kita harus me­musatkan pada objek tertentu, objek yang netral ada­lah na­fas, pada kembang kem­pisnya nafas," tandasnya. [Lenna Wang / Samarinda / Tionghoanews]

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA