KEHIDUPAN | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Selasa, 28 Mei 2013

KISAH JEJAK KAKI

Ada seorang yang sama dengan kita semua, setiap hari dari pagi sampai malam, sibuk bekerja, hanya ketika malam tiba, dia baru bisa pulang ke rumah beristirahat dan tidur dengan nyenyak.

Pada suatu hari, dia bermimpi. Dalam mimpinya, dirinya sendiri berjalan di gurun pasir yang sepi, perjalanan sangat sulit. Setiap kakinya melangkah akan terbenam ke dalam pasir.

Terik matahari hampir membakar seluruh tubuhnya. Di sekelilingnya keadaan sunyi senyap membuat orang tidak bisa bernafas. Walaupun demikian dia bak musafir masih harus tetap melanjutkan perjalanannya, tetap bergerak maju.

Pada saat itu ketika musafir melangkah maju, dia melihat sebuah titik hijau, ketika dia semakin mendekat, titik hijau berubah menjadi oasis. Lalu dia berhenti dan beristirahat di oasis itu, meminun airnya, serta menikmati pemandangan padang pasir yang misterius. Mendengar suara kicauan burung, memulihkan energinya di oasis itu. Kemudian dia melanjutkan perjalanannya lagi.

Setelah berjalan beberapa saat dia bertemu lagi dengan hamparan gurun pasir yang tidak bertepi. Tampaknya menyeberangi gurun pasir adalah hidupnya. Bahkan dia mempunyai kebiasaan membalikkan badan melihat jalan yang dilaluinya, dia akan melihat jejak kaki 2 orang. Dia tahu betul dan memahami jejak kaki yang lain adalah jejak kaki yang ditinggalkan oleh Tuhan. Disaat yang paling sulit dan menyakitkan, Tuhan tidak meninggalkannya, tetapi berjalan bersamanya. Dia tahu betul dan menyadari, sehingga selalu di dalam hatinya merasa terhibur dan gembira.

Tetapi, akhirnya dia berjalan sangat lama, tidak bertemu dengan sebuah oasis, seperti oasis telah ditelan oleh gurun pasir. Kaki musafir ini sudah banyak yang lecet, darah mulai mengalir dari tempat yang lecet. Bibirnya yang kering sudah membuat dirinya tidak bisa mengucapkan sepatah katapun. Seluruh dunia dan oasis terlihat sangat kering, halusinasi secara bergantian menyiksa dan menghancurkannya.

Secara bertahap, hati musafir ini mulai timbul rasa marah dan mengutuk. Kematian semakin mendekatinya, membuat dia ngeri dan takut. Rasa sakit dan perjuangan putus asa membuat dia pingsan. Tidak tahu sudah berapa lama dia pingsan. Dia merasakan suatu yang sejuk. Dia membuka matanya melihat, setelah melangkah beberapa langkah dia melihat sebuah mata air yang muncul.

Dia bergegas meminum air, seperti setiap sel-sel ditubuhnya telah kenyang meminum air, seperti setiap tetes air menyirami tubuh dan kesadarannya. Kebiasaannya melihat kebelakang  muncul lagi,  dia sangat kaget menyadari, hanya ada satu jejak kaki saja.

Musafir ini mendongakkan kepalanya dengan suara keras memarahi langit, "Tuhan, ketika saya hampir mati, ketika saya membutuhkan bantuan, Tuhan telah meninggalkan saya!"

Pada saat itu, dia melihat dilangit ada sebuah pintu terang yang terbuka. Sebuah suara yang kuat dan berkuasa berkata, "Manusia, lihatlah! Ketika engkau dalam keadaan paling sulit, dalam keadaan tidak bertenaga untuk berjalan, ketika Anda benar-benar kehilangan harapan dan tak mampu berjalan, Saya yang menggendong Anda melewati jalan itu." [Tina Wu / Depok]

***
Mari kita bersama-sama dukung Tionghoanews dengan cara kirim berita & artikel tentang kegiatan & kejadian Tionghoa di kota tempat tinggal anda ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA