Pada hari itu, peristiwa mencari tempat parkir terulang lagi. Saya tetap bertahan pada prinsip untuk tidak memarkir mobil pada tempat yang telah diberi tanda dan tempat yang akan mengganggu kenyamanan orang lain, saya terus mencari tempat parkir yang tidak melanggar hukum.
Namun kali ini, teman saya dengan tidak sabar berkata: "Orang seperti Anda bagaimana dapat bertahan hidup di dunia modern yang penuh persaingan?!" Belum sempat menjawab, putrinya yang berusia sepuluh tahun, yang duduk di belakang mendukung perkataan ibunya: "Bibi, Anda benar-benar keras kepala!" Saya hanya tertawa tanpa menjawab, dan terus mencari…
Akhirnya, "Tuhan tidak mengabaikan mereka yang berusaha dengan sungguh-sungguh." Sebuah tempat parkir yang sangat strategis, seolah khusus disediakan, dengan begitu saja telah menguraikan suasana di antara kami yang agak tegang. Setelah memarkir mobil, saya berkata kepada mereka: "Sesungguhnya, untuk merasa bebas dari rasa bersalah jugalah tidak sulit, asalkan menyediakan sedikit waktu dan uang sudah cukup."
Kelihatannya mereka tidak setuju, namun juga tidak menyanggah, dalam hati saya berpikir, pastilah saya mendapatkan sebuah etiket baru yaitu – selain kolot juga keras kepala.
Malam hari menjelang tidur, saya duduk di pinggir tempat tidur, selain menikmati hawa sejuk pendingin ruangan juga untuk mengenang kembali semua kejadian yang dialami akhir-akhir ini. Setelah dipikir dengan cermat, sesungguhnya saya bukanlah sekedar mencari tempat parkir mobil, yang lebih penting lagi adalah mencari tempat yang lebih tenang bagi tubuh dan hati!
Di dalam masyarakat modern yang hanya tertarik pada keuntungan materi, "bertindak menurut kebijaksanaan sendiri" merupakan perilaku dan kebiasaan kebanyakan orang, teman saya dan putrinya juga tidak terkecuali. Jikalau kita merasa sangat menderita karena perilaku orang lain tersebut, maka, "apa yang tidak diinginkan orang lain perlakukan terhadap kita janganlah kita perlakukan terhadap orang lain", buat apa menambah masalah orang lain!
Kebetulan sekali, beberapa hari ini, rekan-rekan kerja berturut-turut menelepon membahas masalah pindahan kantor dan pertukaran posisi pada tahun ajaran baru. Mereka semua sudah selesai mengadakan pengaturan yang sesuai dan mengingatkan saya agar bila ada waktu datang ke sekolah untuk beres-beres.
Masalah yang sepele ini, setiap tahun selalu dapat menimbulkan kekacauan. Setelah melalui berbagai liku-liku, saya menjadi agak terlatih mendapatkan ketenangan bagai angin lalu. Setelah mengucapkan terima kasih atas niat baik dan perhatian mereka, saya katakan pada diri sendiri: "Tak peduli pada posisi apa, harus berusaha mencapai hati damai karena tidak melakukan kesalahan." [Irene Ang / Malang]
***
Mari kita bersama-sama dukung Tionghoanews dengan cara kirim berita & artikel tentang kegiatan & kejadian Tionghoa di kota tempat tinggal anda ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id