KEHIDUPAN | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Senin, 24 Juni 2013

BENANG LABA-LABA

Apakah sifat egois dan mementingkan diri sendiri dapat terbawa sampai ke kehidupan setelah mati?

Ya, dan hal itu sangat berbahaya apabila tidak kita hentikan mulai dari sekarang.

Berikut adalah kisah mengenai seorang bernama Kandadu.

Di taman kerajaan surga ada sebuah sumur. Pada suatu hari, Sang Buddha sendirian duduk di dekat sumur. Sumur ini bukan sumur biasa. Di dasar sumur ini adalah neraka, sebuah neraka yang nyata.

Di dalam sumur tidak ada setetes air pun. Di sana hanya ada lautan api. Lautan api yang tidak pernah padam. Di dalam sumur tersebut penuh sesak dengan orang yang meminta pertolongan, dan yang mengeluh.

Disana ada seorang yang lehernya panjang dan suaranya paling keras sedang memanggil-manggil, dia membuka kedua matanya dengan lebar, menginjak kepala, badan orang dengan suara keras berkata kepada Sang Budha, "Budha yang penuh kasih, tolong selamatkan saya, saya sangat menderita! Engkau adalah penyelamat, jangan tinggalkan saya. Selamatkan saya!"

Sang Budha memandang ke dalam sumur, dia mengenali orang tersebut adalah Kandadu seorang penjahat besar di dunia. Karena dia telah membunuh dan melakukan kejahatan yang besar didunia, setelah meninggal masuk kedalam neraka.

"Hai engkau Kandadu, bagaimana saya bisa menyelamatkan kamu, saya teringat pada suatu hari, engkau berjalan di jalanan, ketika akan menginjak seekor laba-laba, tiba-tiba timbul belas kasih di hatimu dan berpikir, "laba-laba ini adalah binatang kecil, kenapa saya harus menginjaknya mati? Lalu engkau melangkah melewati laba-laba, berarti engkau telah menyelamatkan laba-laba itu. Ini hanya perbuatan baik yang sangat kecil, tetapi engkau masih memiliki sebuah niat yang baik.... saya akan mencoba menggunakan kekuatan kecil laba-laba ini untuk menyelamatkan engkau dari penderitaan!"

Sebuah benang tipis dan kecil sarang laba-laba, melewati sebuah lubang kecil melalui langit di neraka memasuki neraka. Kandadu seperti seorang yang tenggelam di laut melihat sebuah perahu penyelamat, dengan erat memegang benang sarang laba-laba dengan sekuat tenaga berusaha memanjat naik keatas.

Supaya dapat keluar dari kegelapan di neraka yang penuh penderitaan, Kandadu dengan sekuat tenaga memanjat. Ketika dia sedang memanjat, dia merasakan benang sarang laba-laba ini bergoyang dengan kuat, ketika dia membalikkan kepalanya memandang ke bawah, dia melihat banyak orang di neraka juga mengambil kesempatan memegang tali sarang laba-laba naik keatas.

Dengan suara keras dia membentak, "bajingan, kalian semua bajingan! Sarang laba-laba ini milik saya, karena karma baik saya mendapatkan ini. Jika kalian masih memanjat, maka tali ini akan putus, jangan berani memanjat lagi, cepat turun dari sana! Kalian semua penjahat, bajingan yang hanya ingin menarik keuntungan dari saya, jangan harap!"

Tetapi, walaupun Kandadu memaki dan berteriak, orang-orang yang dibawanya masih berebut tali tersebut memanjat keatas. Wajah-wajah mereka terlihat seperti wajah yang akan meledak, sangat jelek, putus asa, menderita.

Di dunia, mereka tidak memperdulikan hidup matinya seseorang, mereka hanya mementingkan diri sendiri; sekarang mereka sudah masuk ke dalam neraka, mereka masih tidak peduli kepada orang lain, hanya memikirkan diri sendiri.

"Kalian orang-orang menyebalkan, cepat turun semuanya," kata Kandadu sambil berteriak dengan marah, dia mengeluarkan sebuah pisau dari pinggangnya,  dengan segera dia memotong putus tali sarang laba-laba dikakinya.

Semua orang dibawah kakinya terjatuh, terdengar teriakan putus asa. Kandadu melihat hal tersebut sangat gembira, dia tertawa dengan keras.

Pada saat ini tali sarang laba-laba yang dipegangnya juga segera putus, Kandadu sambil berteriak terjatuh kebawah, terbanting dengan sangat keras diatas tubuh orang-orang yang berada dibawah neraka....

"Tolong! Tolong! Nasibku sungguh malang! Budha yang baik hati tolonglah saya," Suara Kandadu yang berteriak terdengar paling keras.

Sang Budha meninggalkan sumur tersebut. Karena Sang Budha tidak mempunyai cara menyelamatkan Kandadu lagi.

Perbuatan baik sekilas, membuat Kandadu dapat diselamatkan dari lautan penderitaan di neraka. Tetapi  akhirnya karena perbuatan dan niat pikiran jahatnnya membuat dia kembali jatuh kedalam neraka. Sebenarnya, hidup, mati, selamat, bahaya hanya tergantung kepada niat pikiran baik dan buruk yang sekejap. [Susanti Lim / Pontianak]

***
Mari kita bersama-sama dukung Tionghoanews dengan cara kirim berita & artikel tentang kegiatan & kejadian Tionghoa di kota tempat tinggal anda ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA