* Tidak menggunakan tipu daya dan mengeruk keuntungan besar
Orang zaman sekarang, standar moralnya sudah sangat rendah sekali, susu beracun, minyak jelanta dan makanan beracun lainnya yang membahayakan kesehatan masyarakat sering terdengar.
Mengambil contoh dalam bidang usaha yang kami jalani, toko roti pada umumnya sering ada kue tart, roti dan makanan lain yang tidak terjual habis, cara umum yang dilakukan orang biasa adalah, memanfaatkan sekali lagi sisa-sisa kue tart dan roti tersebut diolah menjadi makanan yang lain atau dijadikan bahan isi roti, melalui proses pengolahan, karena sangat sulit untuk membedakan makanan yang memakai bahan olahan dua kali, dan dalam jangka waktu pendek tidak menimbulkan masalah apa-apa, maka dari itu hal tersebut sudah menjadi rahasia umum di usaha ini.
Misalkan seperti sepuluh tahun yang lalu, muncul rumor yang mengatakan pabrik makanan Nanjing, Tiongkok, yang sangat terkenal, menggunakan bahan kadaluarsa sebagai isi kue bulan, hal ini bukanlah kejadian yang kebetulan.
Sebagai seorang seorang yang berkultivasi, tidak boleh melakukan hal-hal yang menguntungkan diri sendiri dan merugikan orang lain. Ketika memproduksi makanan dan bahan-bahan khusus makanan, saya menurut resep yang diturunkan oleh leluhur, memilih berbagai jenis bahan segar untuk membuat isiannya, sedangkan sisa-sisa kue tart dan makanan lain yang tidak terjual habis, saya jual ke peternakan babi sebagai makanan ternak.
Walaupun modal saya otomatis lebih tinggi dari orang lain, namun saya mengambil cara pemasaran sedikit untung banyak penjualan, harga jual kami lebih murah daripada orang lain. Di sisi lain, saya tidak menuntut keuntungan besar, hanya mengambil keuntungan yang wajar agar bisa tetap hidup dan berkembang. Selain itu usaha ini kami gunakan sebagai satu jendela untuk klarifikasi fakta.
* Memegang janji dan jujur
Sebagai orang yang berkultivasi, dalam pekerjaan dan kehidupan sehari-hari, proses berdagang tentunya juga adalah kultivasi. Memegang janji dan jujur merupakan hal utama yang harus di patuhi oleh seorang pedagang, dan masih harus memikirkan perasaan dan keuntungan orang lain. Demi hal ini, di dalam toko kami ada satu peraturan khusus, bagi semua pelanggan setelah membeli makanan dari toko kami, jika merasa tidak enak atau kurang puas, boleh setiap saat pergi ke toko kami untuk ditukar.
Kadang kala uang kembalian lupa diambil oleh pelanggan, saya akan berpesan kepada pegawai toko, menunggu si pelanggan datang untuk mengambil.
Bahan dasar yang kami gunakan benar-benar segar dan tulen, bersamaan dari sisi teknik kami juga terus-menerus memperbaiki resep dan bahan, menyajikan produk-produk yang baru.
Karena sudah klarifikasi selama bertahun-tahun, kebanyakan pelanggan kami sudah tahu bahwa kami berlatih Falun Gong, kesan mereka kepada kami sangat baik. Walaupun toko kami masuk gang kecil, tetapi oleh karena kami dipuji oleh orang banyak, sehingga toko kami mempunyai banyak pelanggan tetap. Karena kami bersikap jujur terhadap orang lain, maka hubungan kami dengan toko-toko disekitar kami juga sangat harmonis, saling memperhatikan dan menolong. Dengan demikian, walaupun saat hari raya Zhongqiu merupakan hari tersibuk, dan tidak menyewa tenaga tambahan, pegawai toko disekitar kami akan berinisiatif membantu kami melayani dan menata toko.
Pepatah mengatakan, sesama profesi adalah musuh berseteru. Namun kami tidak memandang demikian. Anak buah yang kami asuh, jika ingin membuka toko dan berusaha sendiri, asalkan sebelumnya dia memberitahu, agar bisa mencari penggantinya, saya pasti memberikan dukungan besar untuknya, dalam hal teknik saya juga akan mengajarkannya secara terbuka, sampai mereka benar-benar mengerti dan bisa.
Sekarang, murid-murid saya yang telah membuka toko sendiri, masih sering kembali ke toko untuk menjenguk, berdiskusi, saling bertukar pikiran dalam hal teknik. [Natalia Lim / Cirebon] Sumber: Minghui