Pemandangan sekolah saat penerimaan rapor, ada beberapa anak yang bersukaria dan ada beberapa yang bersedih. Yang mendapatkan nilai bagus, menampakkan raut wajah bergembira dan puas. Yang mendapatkan nilai kurang, mengerutkan kening dan nampak murung. Tetapi namanya anak-anak, lewat sebentar saja, masalah tersebut sudah dilupakan, dibuang ke ujung langit, sudah bermain dengan gembira lagi.
Ada beberapa siswa yang memiliki cara belajar memang benar-benar serius dan patut dipuji. Mereka menganggap kesalahan sebagai kegagalan, sama sekali tidak melepaskan kesempatan untuk mengoreksi.
Ada juga tipe siswa, yang acapkali bertemu dengan masalah, lantas mencari dan menemukan hal yang pokok, ditelusuri akar sebabnya, walaupun hasil nilai mereka sudah berada di tiga besar.
Ada juga murid, yang tidak termasuk yang teratas, namun, semangat dan keuletan mereka tidak mengenal lelah, keseriusan dan usaha mereka, benar-benar membuat orang tak bisa menahan untuk memujinya. Menikmati keberhasilan itu sangat mudah, namun memperhatikan kegagalan, termasuk sulit dilakukan, maka patut dihargai.
Matsushita, dewa bisnis dari Jepang mengatakan: "Di dalam kamus kehidupan saya, selamanya tidak pernah ada kata gagal, karena setiap kali kegagalan, merupakan satu kesempatan bagi saya untuk menambal sesuatu kekurangan."
Raja penemuan, Thomas Edison, juga mengatakan: "Saya tidak akan putus asa atau kecewa, karena setiap kali percobaan yang salah, akan mendorong saya ke taraf yang lebih maju."
Ketika masih tidak tahu mana yang benar, paling sedikit sudah pernah belajar - kesalahan itu apa. Dan melalui nasehat mereka: kegagalan besar dan keberhasilan yang cemerlang, sama-sama berharga.
Kegagalan itu merupakan sebagian dari kehidupan kita, tidak ada siapapun yang bisa menghindari. Banyak sekali kisah cerita keberhasilan telah mengajarkan kita: Kegagalan itu hanya proses, bukan hasil akhir. Pertumbuhan, adalah semacam penempaan diri yang "dicoba lagi jika salah", setiap kali mengalami kegagalan, maka jaraknya lebih mendekati sedikit dari keberhasilan.
Mungkin, anak-anak masih tidak mengerti falsafah hidup manusia yang tinggi dan mendalam. Tetapi, jika bisa melangkah dengan mantap, dilakukan sendiri, berbekal keyakinan dan tindakan seperti ini, saya yakin di kemudian hari, mereka dalam belajar, bekerja atau segala sesuatu dalam kehidupan ini, pasti bisa merasakan mantap dan bahagia.
Ketika merasa gembira dan lega melihat anak-anak yang telah mengerti dan berbudi, seorang rekan memberitahu saya, ada seorang murid dalam kelasnya pandai dan berbudi pekerti baik, karena nilai rata-rata dalam tiga tahun kalah 0,03 poin dan berada pada urutan kedua, dia bersedih hati dan menangis.
Selama ini saya sebagai wali kelasnya, sungguh salut dengan keseriusan dan perhatian serta keuletan usahanya yang pantang mundur. Tetapi, bagaimanapun juga dia masih muda belia kurang pengalaman, terlampau memperhatikan kegagalan, sehingga terikat akan kegagalan, mengganjal dalam hati, tidak bisa melepaskan diri, memang termasuk tidak bisa dihindarkan.
Bagaimana menghadapi kegagalan, ini merupakan tema yang lain, menunggu rekan-rekan untuk didiskusikan bersama, tentunya sebagai penonton, juga tidak boleh menyepelekan, dan tidak memedulikan. Saya kira, sebelum kelulusan, saya menuliskan dalam album kenangan murid: Failure doesn't mean God has abandoned you. It does mean God has a better idea. (Sebuah kegagalan bukan berarti Anda sudah dicampakkan Tuhan, itu mengandung arti bahwa Tuhan mempunyai rencana yang lebih baik.)
Gadis kecil, usap kering air matamu, sambutlah tantangan yang baru. [Fernando Ang / Surabaya] Sumber: Epochtimes
Ada beberapa siswa yang memiliki cara belajar memang benar-benar serius dan patut dipuji. Mereka menganggap kesalahan sebagai kegagalan, sama sekali tidak melepaskan kesempatan untuk mengoreksi.
Ada juga tipe siswa, yang acapkali bertemu dengan masalah, lantas mencari dan menemukan hal yang pokok, ditelusuri akar sebabnya, walaupun hasil nilai mereka sudah berada di tiga besar.
Ada juga murid, yang tidak termasuk yang teratas, namun, semangat dan keuletan mereka tidak mengenal lelah, keseriusan dan usaha mereka, benar-benar membuat orang tak bisa menahan untuk memujinya. Menikmati keberhasilan itu sangat mudah, namun memperhatikan kegagalan, termasuk sulit dilakukan, maka patut dihargai.
Matsushita, dewa bisnis dari Jepang mengatakan: "Di dalam kamus kehidupan saya, selamanya tidak pernah ada kata gagal, karena setiap kali kegagalan, merupakan satu kesempatan bagi saya untuk menambal sesuatu kekurangan."
Raja penemuan, Thomas Edison, juga mengatakan: "Saya tidak akan putus asa atau kecewa, karena setiap kali percobaan yang salah, akan mendorong saya ke taraf yang lebih maju."
Ketika masih tidak tahu mana yang benar, paling sedikit sudah pernah belajar - kesalahan itu apa. Dan melalui nasehat mereka: kegagalan besar dan keberhasilan yang cemerlang, sama-sama berharga.
Kegagalan itu merupakan sebagian dari kehidupan kita, tidak ada siapapun yang bisa menghindari. Banyak sekali kisah cerita keberhasilan telah mengajarkan kita: Kegagalan itu hanya proses, bukan hasil akhir. Pertumbuhan, adalah semacam penempaan diri yang "dicoba lagi jika salah", setiap kali mengalami kegagalan, maka jaraknya lebih mendekati sedikit dari keberhasilan.
Mungkin, anak-anak masih tidak mengerti falsafah hidup manusia yang tinggi dan mendalam. Tetapi, jika bisa melangkah dengan mantap, dilakukan sendiri, berbekal keyakinan dan tindakan seperti ini, saya yakin di kemudian hari, mereka dalam belajar, bekerja atau segala sesuatu dalam kehidupan ini, pasti bisa merasakan mantap dan bahagia.
Ketika merasa gembira dan lega melihat anak-anak yang telah mengerti dan berbudi, seorang rekan memberitahu saya, ada seorang murid dalam kelasnya pandai dan berbudi pekerti baik, karena nilai rata-rata dalam tiga tahun kalah 0,03 poin dan berada pada urutan kedua, dia bersedih hati dan menangis.
Selama ini saya sebagai wali kelasnya, sungguh salut dengan keseriusan dan perhatian serta keuletan usahanya yang pantang mundur. Tetapi, bagaimanapun juga dia masih muda belia kurang pengalaman, terlampau memperhatikan kegagalan, sehingga terikat akan kegagalan, mengganjal dalam hati, tidak bisa melepaskan diri, memang termasuk tidak bisa dihindarkan.
Bagaimana menghadapi kegagalan, ini merupakan tema yang lain, menunggu rekan-rekan untuk didiskusikan bersama, tentunya sebagai penonton, juga tidak boleh menyepelekan, dan tidak memedulikan. Saya kira, sebelum kelulusan, saya menuliskan dalam album kenangan murid: Failure doesn't mean God has abandoned you. It does mean God has a better idea. (Sebuah kegagalan bukan berarti Anda sudah dicampakkan Tuhan, itu mengandung arti bahwa Tuhan mempunyai rencana yang lebih baik.)
Gadis kecil, usap kering air matamu, sambutlah tantangan yang baru. [Fernando Ang / Surabaya] Sumber: Epochtimes
Berita | Internasional | Budaya | Kehidupan | Kesehatan | Iptek | Kisah
PESAN KHUSUS
Ingat ! Anda juga bisa mengirim berita kegiatan/kejadian yang berhubungan dengan Tionghoa tempat tinggal anda atau artikel-artikel bermanfaat ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id
PESAN KHUSUS
Ingat ! Anda juga bisa mengirim berita kegiatan/kejadian yang berhubungan dengan Tionghoa tempat tinggal anda atau artikel-artikel bermanfaat ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id