KEHIDUPAN | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Selasa, 20 November 2012

INFORMAN

Keponakan saya yang duduk di tingkat dasar baru pulang dari sekolah dan mengadu kepada saya, "Hari ini guru kami memberikan tugas kepada kami untuk menulis kejelekan yang dilakukan oleh teman sekelas, setiap orang harus menulis 10 kejelekan, jika tidak dapat menulis sampai 10 tidak diperbolehkan pulang dari sekolah."

Lalu saya bertanya kepadanya, "Apa yang engkau tulis?"

Keponakan saya menjawab, "Saya sudah berusaha tetapi tidak dapat menulis sampai 10, oleh sebab itu saya yang terakhir diizinkan pulang."

Setelah bercerita karena sangat kelaparan lalu dengan lahap memakan makan siangnya.

Memandang ke arahnya saya agak tertegun. Di dalam hal mendidik, bagaimana nilai-nilai moral guru sekarang mendidik siswa? Dari kecil sudah mendidik mereka menjadi informan dan manfaat menjadi informan? Mengajari mereka dari kecil mengambil hati dan keuntungan diri, sehingga kehilangan prinsip diri?

Saya teringat pada sebuah film Hollywood yang bercerita tentang kehidupan siswa. Di dalam film tersebut diceritakan bahwa ada seorang siswa SMA yang sangat miskin. Gurunya memanggilnya untuk mengekpos fakta teman sekelasnya yang melakukan hal yang menghina kepala sekolah, maka dia akan mendapatkan beasiswa untuk masuk ke Universitas Harvard atau dia akan dipecat dari sekolah. Ujian berat ini membuat siswa tersebut selama beberapa hari sangat tertekan, tetapi terakhir dia bertekad, "Saya tidak akan mengkhianati siapapun!"

Pada saat menghadapi bahaya akan dipecat dari sekolahnya, ada seorang panglima veteran yang buta karena peperangan, datang ke sekolah mereka, mengadakan pidato mengenai hal kesetiaan dan imam telah menyelamatkan dia. Panglima veteran buta ini berkata, "Jika di sekolah ini sejak kecil sudah mengajari murid-muridnya mengkhianati temannya dan agar mereka berpikir, menjadi pengkhianat dan menjadi informan bisa mendapatkan keuntungan dan menghancurkan kepribadian dan imam mereka, maka negara kita sudah mulai hancur."

Pendidikan sekarang dari dasar telah banyak mengalami kesalahan. Karena penguasa tahu, ini dasarnya cara terbaik untuk mengendalikan orang. Mengangkat mereka menjadi ketua kelas tujuannya adalah supaya mengetahui arti kekuasaan dan membangun otoritas mutlak. Murid favorit guru akan diangkat menjadi ketua kelas dan mendapatkan perlakuan istimewa. sehingga mendorong mereka untuk kinerja perselisihan dan persaingan, mendorong ketua kelas tersebut menjadi informan yang mengkhianati teman-temannya.

Bagaimana mereka kelak bisa menjadi seorang pemimpin yang baik? Bagaimana dengan dasar pendidikan seperti ini bangsa dari negara tersebut tidak akan hancur? [Widya Wong / Pontianak] Sumber: Erabaru

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA