Dahulu ada seorang pelukis, dia akan menyelesaikan karyanya pada sebuah lukisan yang paling bagus selama hidupnya.
Dia berharap dapat mempersembahkan lukisan terbaik ini untuk raja Ketika pada malam hari lukisan tersebut akan selesai, dia mendengar suara bising di galeri tempat dia melukis. Lalu dia pergi melihat ke galeri.
Dia sangat kaget melihat pemandangan didepan matanya, galerinya sangat kacau, semua peralatan melukis dan kuas-kuas berantakan, dan yang paling dikhawatirkan adalah lukisan terbaiknya. Lukisan tersebut masih di tempat semula, tetapi diatas lukisan tersebut terdapat noda hitam besar.
Pada saat itu, dia mendengar suara tertawa yang berasal dari jendela. Dia melihat seekor burung gagak dengan tertawa berkata, "Ha…ha..haa.....lukisan ini sungguh jelek, engkau masih mau mempersembahkan kepada raja." Setelah berkata demikian, burung itu lalu terbang.
Pelukis merasa hatinya sangat sakit, dia mengambil kuas mencoret-moret lukisan yang pada mulanya sangat cantik tersebut, dia tidak ingin melihat lukisan ini lagi, juga tidak ingin raja melihat lukisan tersebut. Sejak saat itu pelukis setiap hari mengumpet didalam rumahnya tidak pernah keluar rumah lagi.
Pada suatu hari, salah seorang temannya datang berkunjung kerumahnya, pelukis menceritakan kejadian lukisan tersebut kepada temannya ini. Setelah temannya mendengar ceritanya lalu berkata, "saya rasa, engkau terlalu mengganggap remeh kepada kemampuan raja, raja pasti bisa memperbaiki lukisan tersebut seperti semula."
Setelah mendengar nasehat temannya pelukis membawa lukisannya menghadap raja. Setelah raja melihat lukisan tersebut, raja sangat sedih dan berkata, "Aduh pelukis! Saya tahu ini sebuah lukisan yang sangat indah, sebenarnya saya bisa membersihkan noda yang dibuat oleh burung gagak tersebut, tetapi engkau sendiri telah mencoret-moret lukisan ini."
"Saya tidak bisa memperbaiki lagi. Ketika engkau mempersembahkan lukisan ini dihadapan saya, saya tahu ini adalah hasil jerih payah anda, saya sangat menyukainya. Kenapa hanya karena sebuah noda di lukisan ini engkau memusnahkan seluruh lukisan?" lanjut raja.
Pelukis merasa dirinya sangat naïf, percaya kepada omongan gagak hitam, tidak hanya menghancurkan diri sendiri, juga dengan sifat sendiri yang bersempit dada merendahkan kebijaksanaan raja yang bersifat toleran. Pelukis menangis dengan sedih. Pada saat ini, seluruh noda diatas lukisan tersebut menghilang tanpa bekas.
Terkadang-kadang kita selalu merasa karena gangguan serta bisikan dari setan terkena jebakannya menghancurkan diri sendiri. Kuasa Tuhan dapat melakukan apapun, tetapi jika didalam hati kita tidak teguh percaya kepadaNya, maka situasi tidak akan berubah. Kita harus selalu ingat, Tuhan dan setan sama-sama sedang memperhatikan hati nurani kita, medan perang nyata dalam kehidupan manusia berada disini! Tergantung kepada kita apa yang kita percaya. [Melinda Chen / Jakarta]
Dia berharap dapat mempersembahkan lukisan terbaik ini untuk raja Ketika pada malam hari lukisan tersebut akan selesai, dia mendengar suara bising di galeri tempat dia melukis. Lalu dia pergi melihat ke galeri.
Dia sangat kaget melihat pemandangan didepan matanya, galerinya sangat kacau, semua peralatan melukis dan kuas-kuas berantakan, dan yang paling dikhawatirkan adalah lukisan terbaiknya. Lukisan tersebut masih di tempat semula, tetapi diatas lukisan tersebut terdapat noda hitam besar.
Pada saat itu, dia mendengar suara tertawa yang berasal dari jendela. Dia melihat seekor burung gagak dengan tertawa berkata, "Ha…ha..haa.....lukisan ini sungguh jelek, engkau masih mau mempersembahkan kepada raja." Setelah berkata demikian, burung itu lalu terbang.
Pelukis merasa hatinya sangat sakit, dia mengambil kuas mencoret-moret lukisan yang pada mulanya sangat cantik tersebut, dia tidak ingin melihat lukisan ini lagi, juga tidak ingin raja melihat lukisan tersebut. Sejak saat itu pelukis setiap hari mengumpet didalam rumahnya tidak pernah keluar rumah lagi.
Pada suatu hari, salah seorang temannya datang berkunjung kerumahnya, pelukis menceritakan kejadian lukisan tersebut kepada temannya ini. Setelah temannya mendengar ceritanya lalu berkata, "saya rasa, engkau terlalu mengganggap remeh kepada kemampuan raja, raja pasti bisa memperbaiki lukisan tersebut seperti semula."
Setelah mendengar nasehat temannya pelukis membawa lukisannya menghadap raja. Setelah raja melihat lukisan tersebut, raja sangat sedih dan berkata, "Aduh pelukis! Saya tahu ini sebuah lukisan yang sangat indah, sebenarnya saya bisa membersihkan noda yang dibuat oleh burung gagak tersebut, tetapi engkau sendiri telah mencoret-moret lukisan ini."
"Saya tidak bisa memperbaiki lagi. Ketika engkau mempersembahkan lukisan ini dihadapan saya, saya tahu ini adalah hasil jerih payah anda, saya sangat menyukainya. Kenapa hanya karena sebuah noda di lukisan ini engkau memusnahkan seluruh lukisan?" lanjut raja.
Pelukis merasa dirinya sangat naïf, percaya kepada omongan gagak hitam, tidak hanya menghancurkan diri sendiri, juga dengan sifat sendiri yang bersempit dada merendahkan kebijaksanaan raja yang bersifat toleran. Pelukis menangis dengan sedih. Pada saat ini, seluruh noda diatas lukisan tersebut menghilang tanpa bekas.
Terkadang-kadang kita selalu merasa karena gangguan serta bisikan dari setan terkena jebakannya menghancurkan diri sendiri. Kuasa Tuhan dapat melakukan apapun, tetapi jika didalam hati kita tidak teguh percaya kepadaNya, maka situasi tidak akan berubah. Kita harus selalu ingat, Tuhan dan setan sama-sama sedang memperhatikan hati nurani kita, medan perang nyata dalam kehidupan manusia berada disini! Tergantung kepada kita apa yang kita percaya. [Melinda Chen / Jakarta]