Tak disangka, ungkapan hatinya itu didengar oleh seekor burung emprit yang kebetulan terbang lewat di sampingnya. Burung itu pun menghampiri sang gadis itu, dan menawarkan diri, "Kalau begitu, bagaimana kalau kita bertukar posisi saja, aku menggantikan kamu menjadi manusia, dan kamu menggantikan aku menjadi burung? Aku sudah bosan jadi burung!"
Sang gadis tentu saja terperanjat dengan keterusterangan burung itu. "Loh, kamu kok malah yang bosan jadi burung? Kan enak jadi burung, bisa ke mana saja yang kau mau, tidak pernah sedih dan patah hati. Kau bisa mencari kekasih sesukamu, tanpa harus direpotkan dengan ikatan pernikahan. Kau juga tidak dibebani dengan urusan perasaan yang mengikat."
Burung itu tertawa mendengar perkataan gadis itu. "Sepintas yang kau lihat mungkin benar. Tapi, kamu kan tidak tahu kalau aku dan juga burung-burung yang lain harus melewati waktu yang sangat panjang dan menyedihkan untuk bisa kembali mendapatkan tubuh yang sempurna seperti manusia. Dengan bentuk tubuh manusia inilah, kita baru bisa kembali ke asal kita," tutur si burung tanpa bermaksud menasihati.
Mendengar celoteh sang burung yang begitu bijak, gadis itu menundukkan kepala menutupi kelemahan hatinya. Akhirnya ia meninggalkan sungai, dan pulang ke rumah. Belakangan ia sudah bisa melupakan kekasihnya yang telah meninggalkannya tanpa sebab. [Lily Ng / Padang]