Menerima apa adanya dengan seseorang, seorang pemaaf akan menghargai keunggulan orang lain, sedangkan seorang pendendam selalu akan mencari kesalahan orang lain.
Menerima kebaikan orang lain, seorang pemaaf akan merasa sangat berterima kasih dan bersyukur, sedangkan seorang pendendam merasa yang diberikan masih tidak cukup.
Menghadapi permintaan maaf, seorang pemaaf akan dengan lapang dada memaafkan dan mengampuni, sedangkan seorang pendendam merasa marah dan dendam.
Menerima bantuan, seorang pemaaf akan mengingat jasa orang tersebut, sedangkan seorang pendendam hanya akan mengeluh tentang orang lain yang tidak cukup bijaksana.
Menerima saran, seorang pemaaf akan berterima kasih kepada orang yang bermaksud baik, sedang seorang pendendam akan curiga orang tersebut mempunyai motif tersembunyi.
Pada permukaan terlihat bahwa setiap orang hidup didunia yang sama. Tetapi pada kenyataan, setiap orang harus hidup didalam kondisi pikiran dan hati masing-masing.
Seorang pemaaf didasar hatinya mengandung kesetiaan, seperti sebuah bahan yang baik, jika dipergunakan dapat dirubah menjadi bentuk segi empat atau bulat, sedangkan seorang pendendam didasar hatinya mengandung rasa dendam dan licik, seperti sebuah rongsokan yang tidak memenuhi syarat untuk dipergunakan. Jika dipergunakan hanya akan menyebabkan kehancuran. [Lenna Wang / Samarinda]
* Sumber: Google Search Engine