KEHIDUPAN | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Kamis, 26 April 2012

KEBAHAGIAAN YANG SEBENARNYA

Orang yang sungguh-sungguh bijak tidak akan hidup mengikuti bagaimana orang lain memandang kita, tidak membiarkan orang lain membentuk diri kita sesuai dengan pandangan mereka; juga tidak akan hidup di antara kekayaan dan kekuasaan, tidak membiarkan nafsu keserakahan menentukan nasib dirinya.

Mereka percaya akan keadilan nasib, persesuaian antara kondisi dan waktu, akan menerima apa yang diperoleh juga akan menyerahkan apa yang diambil darinya. Saat ini tidak ada, lain waktu akan diperoleh, masa ini tidak berhasil, akan berhasil pada masa yang akan datang.

Sesungguhnya, perolehan adalah kehilangan dan kehilangan adalah perolehan, mereka sebuah benda dengan dua sisi yang tidak dapat dipisahkan. Kehilangan datang menyertai perolehan, dan perolehan muncul dengan disertai kehilangan, seperti halnya kehidupan dan kematian yang tidak dapat dipisahkan.

Dengan menikmati kehidupan bebas, lepas tanpa ada kekhawatiran tentang perolehan dan kehilangan, telah menghayati arti perolehan dan kehilangan serta kehidupan dan kematian barulah dapat benar-benar hidup di saat ini. Membiarkan kebahagiaan tidak meninggalkan kita sekejap pun, bukannya hidup pada jalan pengejaran terhadap kebahagiaan.

Kehidupan dan kematian hanya merupakan bentuk lain dari  perolehan dan kehilangan. Dunia memang terus berputar silih berganti secara harmonis. Orang yang hanya memusatkan perhatian pada hari ini tanpa mau menengok hari esok, barulah akan berusaha di luar batas kemampuan untuk menghamburkan segala apa yang dimiliki pada hari ini.

"Kebahagiaan hanya berada pada sekilas angan-angan manusia atas perolehan dan kehilangan." Apa itu perolehan? Apa pula yang disebut kehilangan? Banyak orang beranggapan bahwa kekayaan, kesuksesan, beranak-pinak sebagai "Perolehan."

Ada yang menganggap memperoleh  sesuatu  yang  menggembirakan, membanggakan dan pujian yang bersifat jangka pendek sebagai "Perolehan."

Sedangkan kemiskinan, kepapaan serta mengalami sesuatu yang tidak diinginkan dan hidup sebatang kara dianggap "kehilangan," atau ada juga yang menganggap, dipersalahkan orang lain dengan tidak sepatutnya, penderitaan dan perlakuan tidak adil terhadap dirinya sebagai "kehilangan."

Namun diluar dugaan, ketika kita mencengkeram erat-erat "perolehan" dan takut kehilangan maka ketakutan ini bahkan membuat kita lebih berupaya keras untuk memperolehnya lebih banyak, sehingga apa yang kita cengkeram bukanlah kebahagiaan, melainkan hanya merupakan pengejaran terhadap dambaan akan kebahagiaan. Kebahagiaan akan selalu berada di depan kita sebagai umpan, menarik kita untuk berjerih payah, namun tidak berada dalam genggaman kita.

Yang benar-benar menguasai hati kita adalah rasa cemas akan untung rugi pribadi, karena kecemasan tersebut kita tidak berani menikmati segala apa yang telah kita peroleh. Kecemasan telah mengusir kepuasan akan kebahagiaan untuk meninggalkan hati kita, sehingga kedua kaki kita selalu berpijak pada kehampaan, berjalan dalam  ilusi dan tak berdaya menghentikan langkah pada jalan pengejaran.

Karena Anda, kekayaan bisa terkumpul dan menguap. Karena Anda, nama besar akan meningkat juga akan pudar. Saat untung, maka yang diperoleh adalah nama besar, dan perolehan tersebut bisa dilihat, diraba dan didengar, namun yang hilang adalah energi dan spirit yang kasat mata.

Di dunia ini tidak ada yang dapat diperoleh tanpa pengorbanan. Saat rugi, maka yang hilang adalah nama besar dan perolehan yang nampak dan dapat diraba, namun yang terkumpul justru keberanian, tekad baja, toleransi dan keyakinan terhadap kebenaran yang tidak dapat dilihat maupun diraba.

Di dunia ini juga tidak ada pengorbanan yang tanpa hasil. Pasang surut samudera tak berbekas, dalam alam semesta yang maha luas ini, manusia sangatlah kecil tak berarti, kecil tak terlihat, suara berisik yang tak terdengar dalam hiruk-pikuk, rupa yang tak berbentuk, yang benar-benar abadi adalah alam semesta. Kekayaan dan nama besar duniawi sungguh tak terhitung apa-apa dalam alam semesta.

Dengan demikian kebahagiaan adalah sederhana, diperoleh tanpa perlu perjuangan, cukup dengan melaksanakan apa yang menjadi kewajiban, tanpa keletihan akibat pengejaran yang tiada hentinya. Kebahagiaan adalah transparan, tanpa bayang-bayang perolehan, tanpa helaan napas penuh siksaan dalam mengejarnya, hanya cukup mengikuti hukum kodrati yang tiada hentinya naik turun, bagaikan perahu yang sedang berlayar, naik turun mengikuti pasang surutnya air.

Maka kebahagiaan yang sempurna adalah sekalipun seseorang tinggal di puncak gunung dan dalam hutan belukar yang terisolasi, atau menyelam di dasar laut biru berteman udang dan kepiting, ataupun hidup dalam hiruk-pikuknya dunia ramai, berkumpul dengan manusia, dia tidak akan pernah merasa kesepian dan menyendiri, karena dunia hidup bersama dengannya!

Spirit dan pikirannya selalu berkomunikasi dengan segala makhluk, gunung, sungai dan tumbuhan merupakan teman intimnya, burung dan binatang adalah sahabatnya, bulan dan bintang-bintang adalah pendampingnya, dan spiritnya ada di kedalaman alam semesta, bergaung bersama suara-suara alam, menari bersama, memancarkan cahaya yang penuh kelembutan dan kedamaian yang kokoh dan mandiri. Kebahagiaan tidak berada dalam keduniawian. [Winda Ong / Bengkulu]

* Sumber: Google Search Engine

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA