Teringat akan kejadian di masa kecil, ketika saya belajar belajar bermain skat dengan ayah. Sama seperti kebanyakan orang, ketika baru mulai, saya masih belum mampu menguasai diri dan selalu terjatuh. Maka itu, ayah memberikan sebuah kursi dan menyuruh saya mendorong kursi itu untuk berseluncur.
Cara demikian ini benar-benar jitu, karena kursi itu stabil, bisa membuat saya berdiri diatas es, bagaikan berdiri diatas lantai yang datar dan tidak pernah jatuh lagi. Tidak lama kemudian saya bisa mendorong kursi itu bergerak maju, kian kemari dengan leluasa. Saya berpikir, sungguh berguna kursi itu! Ini membuat saya selalu mendorong kursi itu saat berseluncur.
Suatu hari ayah datang ke arena seluncur es, dan mengamati saya yang terus berseluncur kesana kemari dengan mendorong kursi. Kali ini, ayah menghampiriku, tanpa berkata apapun hanya mengambil kursi dari tangan saya.
Saat kehilangan kursi, saya menangis panik, kaki saya menjadi tidak stabil, jatuh terduduk dan berteriak menangis meminta kursi. Ayah hanya berdiri disamping, dengan sikap acuh tak acuh melihat saya merengek disana. Saya hanya bisa dengan terpaksa berdiri, menstabilkan langkah kaki.
Saat itu, saya baru menyadari jika akan sungguh-sungguh belajar bermain skat, mau tidak mau harus menyingkirkan kursi itu. Tidak ada orang bermain skat dengan menggunakan kursi! Dengan penuh sayang ayah berkata, "Jangan mengira saat kamu meninggalkan seseorang atau meninggalkan suatu ketergantungan, lalu mengira sudah tidak dapat hidup lagi!"
Setelah itu saya hanya dapat melihat bayangan punggung ayah yang pergi menjauh. Banyak hal yang saya pahami dikemudian hari dalam sekolah, mendengarkan guru bercerita kisah tentang mitologi Yunani kuno.
Hercules, anak Zeus pada masa kanak-kanak pernah berjumpa dengan dua orang dewi, satu disebut dengan dewi kebajikan, yang satu lagi disebut dewi kejahatan.
Dewi kejahatan berkata pada Hercules kecil, "Nak, ikutlah dengan saya! Dijamin kamu akan menikmati kekuasaan dan kekayaan yang tidak terbatas! Apapun yang kamu inginkan, saya pasti akan memuaskan segala permintaanmu!"
Dewi kebajikan berkata pada Hercules kecil: "Nak, ikutlah dengan saya! Saya akan mengajarkan dirimu bagaimana berjuang maju! Dan kamu juga pasti akan berubah menjadi sangat teguh dalam proses memerangi segala kesulitan dan bahaya!"
Hercules kecil berpikir sejenak, dia lalu memutuskan untuk pergi bersama dengan dewi kebajikan. Sejak saat itu, dia benar-benar menanggung risiko maut. Dalam proses perang melawan berbagai ular beracun dan binatang buas, dia berubah menjadi teguh dan kuat, berulang kali melakukan pelayanan yang memuaskan bagi umat manusia, telah menjadi seorang pahlawan terkemuka dalam mitologi Yunani!
Ternyata, "memiliki segala apa yang diinginkan" bukan saja bukan suatu kebahagiaan, malahan benar-benar adalah semacam dosa! Sebaliknya, hanya dengan kesadaran diri sendiri untuk memerangi segala kesulitan, barulah merupakan pilihan yang paling ideal bagi kehidupan manusia! Baru bisa benar-benar memanifestasikan keindahan dan keagungan dari kehidupan! Menghadapi nasib, Anda membutuhkan sebuah kapak pembelah gunung yang tajam. [Jesisca Pang / Bekasi]
* Sumber: Google Search Engine