Pada saat itu seorang Pendeta sedang berada di sampingnya mendengar makiannya, dengan tersenyum berkata, "Hai orang muda, saya rasa artikel yang engkau tulis pastilah sangat jelek"
Zhang Wei Yan dengan marah berkata kepada Pendeta ini, "Kenapa engkau menertawakan saya? Engkau belum pernah membaca artikel saya, dari mana engkau tahu sangat jelek?"
Pendeta berkata, "Saya dengar orang yang bisa menulis sebuah artikel yang bagus hatinya harus selalu tenang, sekarang engkau dengan emosional memaki penguji, hatimu sama sekali tidak tenang, bagaimana bisa menulis artikel yang bagus?" Zhang Wei Yan setelah mendengar perkataan pendeta tersebut merasa masuk akal, lalu dengan hormat meminta nasehat kepada Pendeta ini.
Pendeta berkata, "Artikel tentu saja harus bagus, tetapi jika didalam takdirmu memang tidak lulus, bagaimana bagusnya artikel tersebut, masih tidak bisa membantu. Yang terpenting adalah mengubah sikap dan perbuatan diri sendiri." Zhang Wei Yan bertanya, "Bagaimana mengubah sikap dan perbuatan diri sendiri?"
Pendeta berkata, "Menegakkan keadilan dan berbuat kebaikan, maka engkau akan mendapat pahala."
Zhang Wei Yan sambil menghela nafas berkata, "Saya adalah seorang pelajar yang miskin, mana mungkin memiliki uang untuk berbuat baik?"
Pendeta berkata, "Berbuat amal, yang terpenting adalah berasal dari hati, didalam hati senantiasa mempunyai niat berbuat baik, selalu menjaga hati dan membantu orang yang membutuhkan pertolongan. Niat berbuat baik adalah murni, setiap perbuatan tidak mengharapkan balasan, misalnya jadi manusia harus rendah hati, semua ini tidak membutuhkan uang, dan engkau dapat melakukannya, lalu kenapa tidak berintropeksi diri, masih berdiri disini memaki penguji? Semua ini adalah kesalahanmu." Zhang Wei Yan segera menyadari kesalahannya dan memintah maaf serta mengucapkan terima kasih kepada Pendeta.
Mulai saat itu Zhang Wei Yan dengan ketat menjaga dirinya selalu berbuat baik, menjadi seorang yang berkarakter moral yang tinggi. Dia juga membantu orang di kotanya mendirikan sekolah dan mengajar mereka berbuat baik dimulai dari hal-hal yang kecil, selalu memikirkan orang lain, sering menasehati orang disekelilingnya, sehingga dia sangat dihormati dan dipuji oleh orang disekitarnya.
Tiga tahun kemudian, pada suatu hari Zhang Wei Yan bermimpi, didalam mimpinya dia memasuki sebuah rumah yang besar, didalamnya ada sebuah buku daftar nama, didalam buku tersebut kosong tidak ada nama, lalu dia bertanya kepada orang disampingnya, "Kenapa bisa begitu?" orang tersebut berkata, "Ini ada daftar nama ujian tahun ini. Pada awalnya buku ini berisi nama, jika dalam tiga tahun orang tersebut tidak berbuat kesalahan, namanya baru bisa bertahan disana. Tetapi karena perbuatannya yang tidak layak, membuat namanya terhapus. Selama 3 tahun ini, engkau telah berbuat banyak kebaikan, sehingga namamu sekarang yang akan menggantikan dia. Jika engkau terus berbuat kebajikan, kelak engkau akan mendapat pahala yang tak terhingga, semoga engkau mengingat hal ini."
Benar saja pada tahun tersebut nama Zhang Wei Yan dinyatakan lulus. Dan akhirnya menjadi pejabat dipemerintahan, dia ada seorang pejabat yang jujur dan adil selalu membantu rakyat. [Elaine Tjang / Bandung] Sumber: Erabaru
***
Mari kita bersama-sama dukung Tionghoanews dengan cara kirim berita & artikel tentang kegiatan & kejadian Tionghoa di kota tempat tinggal anda ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id