KEHIDUPAN | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Minggu, 24 Februari 2013

KISAH SEORANG ANAK DENGAN DEWA SUN GOKONG

Alkisah di Taiwan di satu daerah, ada seorang anak yang kehilangan orangtuanya waktu terjadi tabrakan dan ia bertanya pada orang "pintar" dan orang "pintar" itu mengatakan bahwa altar Sun Gokong-nya itu tidak benar dan orangtuanya ada kaul yang tidak dilaksanakan sampai akhirnya membuat suatu ganjalan antara orang tuanya dan Sun Gokong sehingga membuat orangtuanya meninggal.

Anak itu akhirnya dari sembahyang pada Sun Gokong menjadi ogah dan malas, "Dewa seperti apa itu yang seenaknya begitu ?".

Hingga suatu hari, ketika berjalan melewati kelenteng Sun Gokong, ia melihat penampakan Sun Gokong dan karena emosi yang memuncak, ia memarahi Sun Gokong itu, "Kau dewa bajingan tengik, kenapa urusan kaul sampai membuat orangtuaku meninggal, juga bukankah waktu itu rupangmu itu di kaiguang di sini ?".

Sun Gokongnya tersenyum dan berkata, "Aku sebagai dewata yang berkebajikan tidak akan membuat hal-hal seperti itu pada orangtuamu. Gelarku adalah 戰鬥勝佛 bukan berarti aku itu tukang berperang tapi aku telah berhasil mengalahkan semua emosi-emosi dan pikiran burukku, apakah mungkin aku akan mengambil nyawa orangtuamu dan engkau celaka karena hal yang amat sepele bagiku ini ?".

"Ketahuilah bahwa hidup dan mati adalah hal yang lumrah dan bukan disesali, aku tahu bahwa semua manusia harus mati dan bagi mereka yang ditinggalkan itu aku tetap melindungi, baik engkau menyembahku atau tidak, ku tetap menjaga dirimu. Siapa yang bisa menghindari hal yang sudah harus berjalan dengan alamiah ?

Kau harus sadari bahwa semua yang menimpa dirimu itu adalah semacam latihan agar dirimu bisa menjadi manusia seutuhnya, syukur bisa menjadi diriku yang mengalahkan segala bentuk emosi dan pikiran buruk.

Aku sebagai dewata tetap melindungi manusia dan menjaga manusia, tapi bukan berarti semua harus berjalan baik, sebuah benturan, sebuah kejadian, sebuah kepedihan harus bisa kau jadikan sebagai sarana memajukan dirimu.

Jangan terjerembab pada pandangan picik itu." Akhirnya anak tersebut sadar dan mulai mengerti bagaimana menyikapi hidup, bahwa gelombang riak kehidupan adalah hal yang alamiah, dewata hanya menjaga dan menemani kita saat menempuh riak kehidupan itu, bukan menenangkan gelombang itu hingga hening, bahkan danau yang hening sekalipun tetap ada riaknya yang tidak tampak dari kejauhan.

Dewata adalah teman yang menemani bukan budak untuk meratakan jalan hidup.

Tulisan ini untuk menghormati guruku yang amat kuhormati di Taiwan. [Ardian Cangianto / Budaya Tionghoa]

* DA JIA PENG YOU - XIN NIEN KUAI LE - GONG XI FA CHAI *

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA