KEHIDUPAN | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Senin, 29 Oktober 2012

SENI DARI BERBICARA

Berbicara merupakan suatu cara untuk menyuarakan diri kita sendiri, asalkan tubuh kita utuh tanpa cacat, kebanyakan orang memiliki kemampuan dasar untuk menyuarakan dirinya.

Tetapi bagaimana agar dalam percakapan antara sesama, bisa membuat lawan bicara Anda sepenuhnya menerima atau yakin kepada Anda.
 
Kuncinya terletak pada apakah pembicaraan Anda layak atau tidak, serta masuk akal atau tidak, hal inilah yang disebut sebagai seni dari berbicara.
 
Perkataan yang tidak layak itu sangat banyak, percakapannya mengandung sindiran yang mudah melukai orang lain, penggunaan ungkapan yang salah lebih-lebih sangat memalukan. 

Ada satu cerita, dahulu ada seorang menantu yang dungu karena isterinya sangat sibuk sekali, terpaksa pergi ke rumah mertuanya seorang diri untuk memberi ucapan selamat panjang umur, istilah mandarinnya Bai Shou. 

Isterinya berpesan kepada dia agar pembicaraannya nanti semuanya ditambahkan dengan kata Shou yang mengandung arti panjang umur. Menantu dungu ini mengingat baik-baik apa yang telah dipesan isterinya itu. 

Lalu, ketika nasi dihidangkan, dia berkata nasi panjang umur ini enak sekali, ruangan panjang umur ini sangat indah sekali, meja panjang umur ini kualitasnya sangat bagus. Mendengar perkataannya itu para handai taulan menganggap perkataannya itu sebagai lelucon, tidak banyak mempengaruhi. 

Ketika dia hendak berpamitan pulang kepada mertuanya, menantu dungu ini berkata, "Mertua yang terhormat, menantumu di sini menghaturkan secangkir arak Shou Yi, baju Shou Yi (Shou Yi disini berarti kain kafan) yang Anda kenakan ini sangat indah sekali....." 

Tentunya, kita bisa membayangkan, nasib menantu dungu ini sudah pasti mendapatkan dampratan. Pembicaraan yang menggunakan ungkapan yang tidak sesuai bisa menyebabkan tertawaan orang lain.
 
Tetapi, percakapan yang mengandung sindiran tajam benar-benar bisa melukai orang. Manusia zaman sekarang mempunyai ungkapan kata-kata yang sudah menjadi suatu kebiasaan sering diucapkan keluar dari mulut, kebanyakan tidak santun...

"Anda sungguh otak udang", "Apa otak Anda otak babi", padahal kemungkinan yang berbicara tidak bermaksud demikian, sedangkan yang mendengarkan beranggapan demikian.

Menteri zaman dahulu menulis surat kepada baginda raja, isi dalam surat itu merupakan semacam seni berbicara. Hanya saja cara penyampaiannya mempergunakan tulisan saja. Seperti surat Jian Zhu Ke Shu yang ditulis oleh Li Si : 

"Gunung Tai Shan tidak mengutamakan tanahnya, maka bisa menjadikan dia tinggi dan besar, sungai dan laut tidak kelihatan saluran-saluran kecilnya, maka bisa dirasakan dia sangat dalam." 

Li Si secara terang-terangan menunjukkan kelemahan jiwa baginda Raja Shi Huang, tulisan dengan kata-kata yang demikian ini sangatlah hebat sekali. 

Masih ada Chu Shi Biao yang dituliskan oleh Zhu Geliang, Chen Qing Biao yang dituliskan oleh Li Mi, serta Da Si Ma Jian Yi Shu yang dituliskan oleh Wang Anshi, semua surat ini menunjukkan kehati-hatian orang zaman dahulu dalam penggunaan kata-kata, serta menunjukkan teknik penyampaiannya yang sangat sempurna.

Kata-kata orang zaman sekarang menampakkan bahasa umum, juga tidak lagi ada pembatasan yang berlebihan, tetapi di dalam masyarakat bebas sekarang ini, harus mempunyai budi bahasa yang mendasar serta memberi jawaban yang tepat. 

Mulai dari perkataan yang paling mendasar seperti "Silahkan", "Terima kasih", "Maafkan" dan lain sebagainya, menggunakan kata-kata ini berbicara dengan orang lain pasti tidak akan rugi.
 
Meskipun lawan bicara Anda adalah sosok yang sulit dihadapi seperti atasan atau guru. Pepatah mengatakan, "Kita tidak akan memukul orang yang menampakkan senyuman di wajahnya." 

Lebih banyak memuji orang lain juga adalah suatu cara yang bagus. Terhadap murid, anak sendiri atau generasi muda harus "Lebih banyak menyemangati dari pada mencela, pujian harus lebih banyak dari pada memarahi (memaki)", karena keyakinan bisa membuat mereka tumbuh lebih besar dan lebih tinggi.

Jika dalam bergaul dengan orang lain, kita mengerti bagaimana mempergunakan "seni berbicara" seperti ini, maka pergaulan pasti bisa berjalan dengan lancar dan leluasa. Tidak peduli dimana kita berada, juga bisa seperti ikan yang mendapatkan air. [Ernawati H / Medan] Sumber: Kebajikan

Catatan: Ayo kita dukung Tionghoanews dengan cara mengirim email artikel berita kegiatan atau kejadian tentang Tionghoa di kota tempat tinggal anda ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id dan jangan lupa ngajak teman-teman Tionghoa anda ikut gabung disini, Xie Xie Ni ...

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA