KEHIDUPAN | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Rabu, 17 Oktober 2012

JANGAN MENGOMENTARI SIKAP ORANG YANG MEMBERI

Dalam kehidupan ini, ada sebagian orang yang senang mengambil posisi dari atas melihat ke bawah dan memberikan komentar-komentar terhadap hal-hal di sekelilingnya.

Namun dia justru terkadang lupa untuk membuat pertimbangan atas dirinya sendiri.

Terkadang banyak orang yang sering mengeluhkan berbagai macam sikap orang lain terhadap seorang pengemis dan sering memberikan analisa dan komentarnya yang sangat mendalam. Akan tetapi dirinya sendiri, sejak awal hingga akhir tidak pernah menyedekahkan uangnya satu sen pun kepada si pengemis itu. 

Hari itu di pinggir jalan, duduklah seorang pengemis buta yang membungkukkan punggungnya dan tangannya sedang memainkan biola geseknya. Hari pertama ada dua orang ibu melewatinya, mereka memandang sejenak kepada penggesek biola itu, dan secara bersamaan meraba ke dalam saku.

Salah satu ibu lebih cepat dia melemparkan satu uang koin ke dalam mangkok. Ibu yang satunya ketika akan membuka dompet, dicegah oleh temannya dan berkata, "Saya sudah memberi, kamu tidak perlu kasih lagi."

Ibu yang satunya berkata, "Saya saja yang beri, saya saja yang beri." Namun sampai akhirnya dia tidak mengeluarkan uang satu sen pun. Melihat hal ini saya sangat geli, ibu yang pertama menggunakan uang 1000 rupiah sebagai pemberian, sedangkan ibu yang kedua juga agak pelit, jika dia memberi 500 rupiah bagi orang miskin, dia juga tidak akan merasa memberi kebanyakan.

Hari kedua berikutnya, di depan si pengemis itu lewat seorang wanita yang berdandan sangat modis. Setelah beberapa langkah melewati penggesek biola itu, dia kembali lagi dan mengeluarkan satu bungkus roti dari dalam kantong plastik, kemudian dia letakkan di dada si pengemis. Setelah itu ..tok..tok...tok dia pergi menjauh.

Saya bergumam, "Wanita modis ini ternyata memiliki hati yang belas kasih, akan tetapi apakah bukan karena dia merasa roti itu tidak enak, sehingga merasa sayang kalau dibuang?"

Hari ketiga ada seorang pria yang berperut buncit dan berkepala botak melewati si pengemis. Dengan penuh rasa ingin tahu dia berdiri sejenak lalu mengeluarkan dompet yang dia ikat di pinggangnya. Dia memberikan selembar uang 10.000 rupiah dan dimasukkannya ke dalam mangkuk.

Pria itu sepertinya orang kaya, semua orang berkata bahwa orang kaya yang jalannya serong, kebanyakan tidak berhati baik. Orang ini sepertinya dapat dikecualikan, akan tetapi uang 10.000 rupiah bagi orang kaya itu sungguh tidak ada artinya. Mungkin saja dia ingin memamerkan keunggulan dirinya di depan orang lain.

Hari keempat sepasang ibu dan anak lewat di situ. Si anak melihat banyak orang sedang melemparkan koin kepada si pengemis, dia pun juga merengek meminta uang kepada ibunya. Ibunya berkata sambil berjalan, "Setelah ini kamu harus belajar dengan baik, jika tidak nanti akan seperti pengemis itu." [Ernawati H / Medan] Sumber: Kebajikan dalam kehidupan

PESAN KHUSUS

Silahkan kirim berita/artikel anda ke ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id

MENU LINKS

http://berita.tionghoanews.com
http://internasional.tionghoanews.com
http://budaya.tionghoanews.com
http://kehidupan.tionghoanews.com
http://kesehatan.tionghoanews.com
http://iptek.tionghoanews.com
http://kisah.tionghoanews.com

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA