Menteri Departemen Kearsipan, Liu Wenjin menganggap dirinya lebih pintar dari Peiji, dia lah yang berjasa membantu kaisar sewaktu peperangan, tetapi sekarang kedudukan Peiji lebih tinggi dari dia.
Mengetahui hal itu, timbul dendam dalam hati Liu Wenjin, oleh sebab itu dia selalu mencari kesempatan mempermalukan Peiji di tempat umum. Dihadapan para menteri yang lain dia selalu mencari kesempatan menjatuhkan Peiji, jika Peiji menyampaikan suatu pendapat dan rencana maka dia akan menghalangi Peiji. Akibatnya permusuhan mereka berdua semakin hari semakin besar.
Pada suatu ketika Liu Wenjin mengajak adiknya ke rumahnya meminum arak. Setelah meminum cukup banyak, dia berunding dengan adiknya sambil berkata, "Kita akan memenggal kepala Peiji." Perkataan yang dikatakan Liu Wenjin terdengar oleh selirnya, selirnya yang telah lama menaruh rasa dendam kepada suaminya karena suaminya lebih menyayangi selir yang lain, lalu menyampaikan perkataan Liu Wenjin kepada abangnya bahwa Liu Wenjin ingin memberontak.
Kasus ini sampai ke tempat kaisar, kaisar memerintahkan Peiji dan panglima perang mengadili Liu Wenjin. Liu Weijin semakin geram dan berteriak mengatakan ketidak puasannya. "Dahulu saya adalah panglima perang yang berperang melawan musuh, kedudukan Peiji hampir sama dengan saya."
"Sekarang dia telah menjadi tangan kanan kaisar, di dalam hati saya merasa tidak puas, oleh sebab itu saya hanya ketika meminum arak dan mabuk saya mengeluarkan perasaan dalam hati saya," katanya. Lalu kaisar Liyuan berkata kepada para menterinya, "Mendengar perkataan Liu Wenjin, dia pasti bermaksud memberontak."
Menteri sekretaris dan beberapa menteri mencoba membantunya berkata, "Ketika terjadi peperangan, Liu Wenjin telah berjasa kepada negara. Pada saat itu kedudukan Liu Wenjin dan Peiji hampir sama, sekarang Peiji menduduki posisi lebih tinggi, sudah pasti Liu Wenjin merasa tidak puas, ketika mabuk mengucapkan perkataan demikian, kami rasa ini bukan bermaksud memberontak."
Peiji berkata, "Liu Wenjin orangnya sangat pintar, tetapi emosinya tidak stabil, jika mengampuni dia akan berakibat fatal di kemudian hari." Setelah mendengar alasan Peiji kaisar Li Yuan berpikir cukup lama, tetapi akhirnya menerima nasehat dari Peiji, menghukum Liu Wenji dan menyita seluruh kekayaannya. [Elisabeth Wang / Banda Aceh]
KLIK MENU LINKS
http://berita.tionghoanews.com
http:/internasional.tionghoanews.com
http://budaya.tionghoanews.com
http://kehidupan.tionghoanews.com
http://kesehatan.tionghoanews.com
http://iptek.tionghoanews.com
http://kisah.tionghoanews.com
.