KEHIDUPAN | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Minggu, 05 Mei 2013

TERONG MENTAH

Dahulu ada sepasang suami istri bersama-sama berkultivasi Budha. Mereka setiap hari  membakar dupa di altar Budha. Abu dari dupa jika dikumpulkan mungkin sudah semobil, namun bagaimanapun mereka berkultivasi tidak bisa mencapai kesempurnaan.

Mereka sangat tidak mengerti, setiap hari membakar dupa dan bersujud membaca doa, tetapi kenapa mereka tidak bisa mencapai kesempurnaan?

Lalu mereka memutuskan akan bertanya kepada Sang Budha. Suami istri ini membawa semobil abu dupa yang selama ini telah mereka bakar. Mereka melakukan perjalanan ke tempat Sang Budha.

Ditengah jalan, mereka bertemu dengan 2 orang perampok. Sepasang suami istri ini tidak membawa uang dan barang berharga, mereka hanya bisa membujuk perampok, mengatakan mereka adalah kultivator dan menghimbau perampok berbuat baik.

Kedua perampok itu setelah mendengar perkataan mereka, memutuskan akan berubah berbuat kebajikan dan tidak akan merampok lagi, lalu mengikuti suami istri ini pergi menjumpai Sang Budha.

Mereka berempat setelah bertemu dengan Sang Budha, menjelaskan maksud kedatangan mereka kepada Sang Budha. Setelah mendengar perkataan mereka, Sang Budha memberikan kepada mereka masing-masing sebuah tomat, dan berkata, "Masaklah tomat besi ini selama 49 hari, setelah dimasak kemudian dimakan, setelah dimakan maka kultivasi akan mencapai tahap sempurna."

Mereka berempat setelah pulang, sepakat bekerjasama membagi tugas. Kedua orang perampok ditugaskan ke atas gunung mencari kayu bakar. Suami istri di rumah memasak terong besi, mereka mengikuti perkataan Sang Budha, memasak terong besi selama 49 hari, akhirnya terong besi dari kedua perampok sudah dimasak matang. Setelah mereka memakannya mereka berdua telah mencapai kesempurnaan; sedangkan terong besi dari pasangan suami  istri ini tidak bisa masak.

Kenapa bisa demikian? Rupanya, sepasang suami istri ini ketika memasak terong besi, mereka selalu meletakkan terong mereka di bagian bawah, bagian yang paling strategis yang kena api. Perbuatan mereka yang egois ini, dapat terlihat jelas oleh Sang Budha. [Angelina Lim / Medan]

***
Mari kita bersama-sama dukung Tionghoanews dengan cara kirim berita & artikel tentang kegiatan & kejadian Tionghoa di kota tempat tinggal anda ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA