Stasiun siaran radio yang pertama adalah siaran berita selebriti, lagu terkini, dan menyiarkan berita-berita populer. Rating pendengarnya sangat tinggi.
Sedangkan stasiun siaran radio kedua adalah stasiun meteorologi. Tingkat pendengarnya hanya sekelompok kecil orang.
Pada suatu malam, stasiun meteorologi mengeluarkan peringatan mendesak: sebuah tornado yang sangat kuat melanda kota pada tengah malam. Radio memperingatkan penduduk di kota tersebut segera dievakuasi ketempat lain.
Sekelompok kecil pendengar segera mengorganisasi, beberapa orang pergi ke walikota, dan beberapa orang memukul drum dan gong di jalanan. Beberapa orang lainnya menelpon ke stasiun radio pertama meminta mereka mengeluarkan peringatan akan terjadi tornado, dan dihimbau segera mengungsi untuk menyelamatkan nyawa.
Walikota berkata, "Di kota ini sama sekali tidak pernah diterjang tornado, kabar tentang tornado tersebut pasti isu yang disebarkan oleh siaran radio kedua, untuk menarik lebih banyak pendengar." Sedangkan orang-orang yang memukul drum dan gong di jalanan dianggap sebagai orang gila.
Sedangkan stasiun siaran radio pertama pada saat ini sedang mewawancarai secara live seorang selebriti terkenal, seluruh penduduk di kota kecil ini sedang seru mendengar program tersebut. Tidak ingin berhenti mendengar pesan hidup dan mati.
Akhirnya tornado menyerang kota terpencil ini, kota ini rata dengan tanah, orang-orang yang tidak ingin mendengar pesan tersebut seluruhnya mati. Akhirnya tidak ada orang yang tahu di tanah tersebut dahulu adalah sebuah kota kecil. [Rosvina Ang / Palu]
***
Mari kita bersama-sama dukung Tionghoanews dengan cara kirim berita & artikel tentang kegiatan & kejadian Tionghoa di kota tempat tinggal anda ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id