Dengan demikian dia rela kehilangan gaji setiap minggunya atas rencana pensiunnya.
Majikannya kecewa melihat pekerja yang baik itu ingin pergi, lalu dia bertanya apakah tukang kayu tersebut bisa membangun satu rumah lagi sebagai bantuan pribadi tanpa mendapat upah. Tukang kayu mengatakan sanggup, tapi dengan seiringnya waktu jadi mudah terlihat bahwa hatinya tidak berada dalam pekerjaannya.
Dia melakukan pengerjaannya dengan buruk dan bahan yang digunakan mutunya juga sangat rendah. Itu adalah cara yang sangat tidak menguntungkan untuk mengakhiri dedikasinya dalam berkarir.
Ketika tukang kayu telah menyelesaikan pekerjaannya, majikannya datang untuk memeriksa rumah itu. Lalu majikan tersebut menyerahkan kunci rumah kepada tukang kayu dan berkata, "Ini adalah rumah anda ... hadiah saya untuk Anda."
Tukang kayu terkejut!
Betapa memalukan! Jika dia dulu mengetahui bahwa dia sedang membangun rumahnya sendiri, dia akan melakukan itu semua dengan cara yang berbeda.
Hal ini sering terjadi dengan kita. Kita membangun kehidupan kita, sehari di satu waktu, seringkali kurang menempatkan kemampuan terbaik kita dalam membangunnya. Kemudian, dengan terkejut, kita baru menyadari bahwa kita harus tinggal di rumah yang telah kita bangun. Seandainya kita dapat melakukan ulang, kita akan melakukannya dengan cara yang jauh berbeda.
Namun Anda tidak bisa kembali. Anda tukang kayu, dan setiap hari Anda memalu paku, memasang papan, atau membuat dinding. Seseorang pernah berkata, "Hidup adalah sebuah proyek yang harus anda kerjakan sendiri." Sikap Anda, dan pilihan yang Anda buat hari ini, membantu membangun "rumah" dimana besok Anda akan tinggal. Oleh karena itu, bangunlah dengan bijaksana! [Mariati Ong / Tangerang / Tionghoanews]