Boneka kayu dan boneka tanah tinggal bersama di daerah ini dalam jangka waku yang lama. Mereka juga telah berkawan cukup lama. Tetapi semakin lama waktu berlalu, boneka kayu mulai memandang rendah boneka tanah dan selalu mencari kesempatan untuk menertawakannya.
Pada suatu hari boneka kayu dengan senyuman mengejek berkata kepada boneka tanah, "Engkau berasal dari lumpur disebelah barat sungai Zhisui, manusia mencampurkan lumpur-lumpur tersebut untuk membuat engkau seperti sekarang," hardik boneka kayu.
"Jangan mengira engkau sekarang sudah mempunyai bentuk dan wajah engkau menjadi sombong, tunggu saja sampai bulan Agustus, begitu hujan deras, maka sungai Zhisui akan banjir, air akan menjadi deras dan engkau akan berubah menjadi tumpukan lumpur," lanjutnya menghina.
Boneka tanah sama sekali tidak peduli dengan apa yang dikatakan boneka kayu, dengan sifat serius dia berkata kepada boneka kayu, "Terima kasih atas perhatianmu. Tetapi masalahnya tidak akan menakutkan seperti yang engkau katakan. Benar, saya memang berasal dari lumpur yang dikumpulkan menjadi berbentuk seperti sekarang, jika memang air akan menghanyutkan saya dan melumerkan saya sehingga tidak berbentuk, dan akan kembali menjadi tumpukan lumpur, itu tidak menakutkan, saya hanya kembali ke asal saya saja kembali menjadi lumpur yang berasal dari sebelah barat sungai Zhisui," kata boneka tanah.
"Sedangkan engkau harus hati-hati memikirkannya, engkau berasal dari kayu cheri yang berasal dari sebelah timur yang diukir orang menjadi boneka. Jika bulan Agustus tiba, terjadi hujan deras, yang akan menimbulkan gelombang air besar, gelombang air ini akan menghanyutkan anda. Pada saat itu, anda hanya bisa mengikuti arus aja, tidak tahu akan dihanyutkan ke mana? Sobatku, lebih baik engkau mengkhawatirkan nasib dirimu sendiri dahulu!," jawab boneka tanah.
Cerita diatas mengajarkan kepada kita, orang yang sok pintar, ketika sedang mengejek orang lain, seharusnya memikirkan diri sendiri terlebih dahulu dan melihat apakah kekurangan diri sendiri. Hanya dengan cara demikian kita bisa tetap sederhana dan bijaksana, supaya dapat mencapai kemajuan yang lebih cepat. [Betty Oei / Pekanbaru]