KEHIDUPAN | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Jumat, 15 Juni 2012

HUBUNGAN AYAH DAN ANAK

Sebuah jalur komunikasi seorang ayah dan anak yang terjalin dengan baik, mampu membina dan mendidik anak itu kepada jalur cita-cita yang didambakan semua orang yakni sosok anak yang berbudi luhur.

Dalam hal ini ada tiga hubungan manusia yang mendasar yakni hubungan antara suami dan istri, hubungan antara orang tua dan anak-anak dan hubungan antara kakak dan adik. Semua hubungan  itu tergantung kepada tiga faktor di atas .

Bagaimana hubungan ideal antara seorang ayah dan anaknya?

Ini adalah cinta yang mengandung rasa hormat, kasih sayang ditambah dengan martabat. Seorang ayah mencintai anaknya dan pada saat yang sama harus membangkitkan rasa hormat darinya. Dia mengasihi anaknya tetapi tetap mempertahankan suatu tingkat kehormatan. Hanya cinta dikombinasikan dengan martabat yang dapat menginspirasi sifat berbakti pada anak.

Konfusius berkata bahwa seorang ayah harus menjaga jarak yang tepat dari anaknya sendiri. Tanpa jarak yang tepat, tidak akan mudah untuk menumbuhkan hubungan di mana seorang ayah mencintai anak dan anak menjadi anak yang berbakti.

Kondisi informal yang berlebihan tidak akan mendorong pengabdian yang berbakti. Kedekatan yang berlebihan akan menyebabkan sikap anak yang kurang hormat terhadap orang tua. Oleh karena itu orang tua sebaiknya tidak berbagi kamar yang sama dengan anak.

Disarankan bahwa seorang ayah tidak mengajarkan hal-hal tertentu seperti pendidikan seks yang lebih baik diajarkan oleh guru. Selain itu, guru dapat memberitahu murid-muridnya untuk bekerja keras. Jika tidak, dia seharusnya malu akan hal itu.

Tetapi jika seorang ayah marah kepada anaknya sendiri, anak mungkin berpikir bahwa meskipun ayahnya mengajarkan dia untuk berperilaku baik, namun ia sendiri tidak mempraktekkan apa yang diajarkannya.

Hal tersebut akan menyebabkan kerenggangan, dan tidak ada yang lebih buruk dari kerenggangan antara ayah dan anak.  Mendidik anak tidak perlu dengan marah-marah, melainkan dengan disiplin yang tegas, nada suara tidak perlu tinggi namun bertanggung jawab, yang bisa menimbulkan respek pada anak. [Yenny Jie / Palangkaraya]

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA