KEHIDUPAN | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Selasa, 27 Maret 2012

KONSEKUENSI IRI HATI

Orang Tionghoa zaman dahulu dikenal karena menghargai nilai-nilai kebaikan, kedermawanan, dan toleransi. Orang-orang akan malu jika memiliki sifat iri hati.

Ketika orang bijaksana melihat prestasi orang lain, ia memuji dan mengagumi dengan tulus, berpikir tentang bagian mana yang mereka melakukannya kurang baik, dan belajar untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik.

Hanya orang yang berpikiran sempit dan egois, muncul kepicikannya, iri hati akan prestasi orang lain. Mereka khawatir tentang siapa yang akan melebihi mereka hari ini, dan apa yang akan kehilangan besok.

Mereka merasa iri ketika orang lain berprestasi. Beberapa orang malah berpikir untuk menjatuhkannya karena rasa iri tersebut. Mungkin dalam jangka waktu pendek mereka berhasil, namun pada akhirnya, karma buruk akan berbuah dan posisi mereka akan jatuh di hari kemudian. Mereka akan kehilangan semua dukungan dan menerima hukuman, semuanya didasarkan pada prinsip surgawi.

Shen Gongbao  adalah salah satu tokoh dalam buku "Kisah Penobatan Menjadi Dewa"  ia menganggap, Jiang Ziya (yang adalah saudara seperguruan Dewa Primitif dari Surga) selain tua juga tidak punya kemampuan.  

Apalagi setelah Shen Gongbao mengetahui bahwa Jiang Ziya mengetahui bahwa Dewa Primitif mengirimkan Jiang Ziya membantu mendirikan Dinasti Zhou, menggantikan Dinasti Shang, dan diberikan kedudukan dewa yang lebih tinggi darinya, ia semakin diselimuti oleh iri hati.

Shen Gongbao lantas menekan Jiang untuk menjawab, "Raja mana yang Anda lindungi?" Jiang menjawab, "Saya melindungi Raja Wu dari negara Zhou, yang memberi manfaat  sekaliber kaisar kuno Yao dan Shun, kebaikannya selaras dengan karakteristik universal, dan kebangkitannya cocok dengan perubahan fenomena alam.

Shen berkata, "Saya akan melindungi lawan dan menggagalkan rencana Anda." Mengetahui hal ini, Jiang dengan tegas mengatakan kepada Shen, "Beraninya kau ! Tidak ada yang bisa melanggar perintah guru kita. Juga tidak ada orang bisa membalikan perubahan fenomena langit."

Shen marah dan menukas, "Jiang Ziya, Anda ingin melindungi rakyat Zhou ? Apa kemampuan yang Anda miliki ? Anda telah belajar hanya 40 tahun. Bagaimana Anda sebanding dengan saya ? Saya dapat memenggal kepala saya, melemparnya ke udara, dan jatuh kembali ke leher saya seperti sebelumnya. Bagaimana Anda berani melawan saya ?". Mendengar perkataan demikian, Jiang mengabaikan Shen, dan Shen pergi dalam kemarahan. Shen mulai mengganggu upaya Jiang. Dia meminta dewa yang berbeda untuk membunuh Jiang.

Suatu hari Shen tertangkap oleh Dewa Primitif dari Surga, akan melemparkan dia di bawah sebuah gunung yang besar. Shen memohon ampun pada gurunya dengan bersumpah, "Jika saya terus memanggil dewa untuk menggagalkan Jiang Ziya, saya bersedia masuk lubang Laut Utara," dia akhirnya dibebaskan. Namun, Shen tidak bertobat. Dia terus membuat ketidakharmonisan. Dia memberitahu kepala sekte sesat untuk menyebarkan 10.000 dewa, yang menyebabkan masalah besar untuk Raja Wu.

Dewa Primitif Surga lantas memukul Shen hingga jatuh dan membunuh harimau yang dikendarainya. Dia mengatakan kepada Shen, "Anda berjanji bahwa jika Anda terus mengganggu pekerjaan Jiang, Anda akan masuk ke Laut Utara. Kali inilah waktunya Anda memenuhi janji Anda." Di sanalah Shen berakhir, di dasar laut, dimana dia tidak pernah bisa melihat matahari terbit lagi.

Dalam buku Zhuan, terpetik juga kisah bahwa Dewa Primitif memberi tugas Jiang Ziya melakukan penobatan menjadi dewa. Hati Shen Gongbao merasa tidak adil: "Mengapa dia yang melakukan penobatan menjadi dewa ? Anda lihat saya Shen Gongbao sungguh hebat, kepala saya walaupun dipotong masih dapat dipasang lagi, mengapa bukan saya yang melakukan penobatan menjadi dewa ?" Dia iri hati bukan main, lantas selalu mengganggu Jiang Ziya.

Dalam buku contoh-contoh fenomena Supernormal, Su Dazhang, yang lulus tingkat pertama ujian kekaisaran, ikut serta dalam ujian tingkat kedua. Su, yang hidup pada Dinasti Song, terkenal di kota-kota karena pengetahuan yang luar biasa tentang I Ching atau Kitab Perubahan.

Suatu malam dia bermimpi bahwa dia mendapat peringkat Nomor 11 di ujian mendatang. Dia menceritakan mimpinya kepada sesama siswa. Siswa ini juga mengikuti ujian yang sama, merasa iri hati karena dia tidak memiliki mimpi yang menguntungkan dirinya sendiri. Dia datang melapor kepada petugas pengawas ujian, mengklaim bahwa Su menyuap salah seorang pejabat pengawas kertas ujian, jika tidak, bagaimana mungkin Su begitu yakin dia di peringkat No 11?.

Pada saat itu, semua kertas ujian ditutup nama siswanya. Kemudian jawaban diperiksa dan diberi nilai (peringkat) oleh pejabat. Setelah semua kertas siswa diperiksa, pejabat yang bertanggung jawab menarik keluar kertas peringkat No 11. Petugas yang bertanggungjawab membaca kertas dan berbalik marah. Kertas ujian itu membahas I Ching, keahlian khusus Su.

Petugas yang bertanggungjawab itu menginterogasi petugas yang memeriksa kertas, "Sekarang bagaimana Anda bisa menjelaskan hal ini ? Apakah ada di antara kalian menerima suap dari Su, ahli I Ching yang begitu yakin bahwa ia akan memperoleh peringkat No 11 ?" Penilai sangat marah dituduh demikian karena mereka tidak mengetahui siapa nama siswa yang mengerjakan jawaban itu karena nama siswanya ditutup. Pejabat terpaksa mencari penilai baru.

Akhirnya, pada hari pengumuman hasil, ketika semua nama-nama kandidat itu diumumkan, dengan heran petugas yang bertanggungjawab meilhat kertas yang baru dipilih sekarang, tetap peringkat No. 11 adalah Su, sedangkan siswa iri hati yang berbohong mengucilkan Su dengan penyuapan tidak lulus. Akibatnya, Su lulus tingkat kedua ujian kekaisaran. Tahun berikutnya, Su lulus ujian ketiga dan akhir ujian kekaisaran.

Iri hati adalah emosi negatif yang disebabkan oleh tidak menerima kenyataan bahwa orang lain bisa melebihi kita dalam kualitas karakter, keterampilan, prestasi, atau situasi. Ketika seseorang berbicara buruk kepada orang lain atau melakukan hal-hal untuk menyakiti orang lain dan menjatuhkan nama seseorang karena iri hati, ini menunjukkan kurangnya kebaikan hati seseorang. Hal ini juga menciptakan karma untuk diri sendiri, yang akan menghasilkan hukuman.

Saling menghormati dan penuh kasih adalah prinsip dasar. Ketika mendengar orang lain berprestasi, kita senang untuk mereka. Ketika orang lain melebihi kita, kita belajar dari mereka. Ketika orang lain membutuhkan bantuan, kita melakukan yang terbaik untuk membantu mereka. Untuk benar-benar memperlakukan orang lain dengan baik sehingga mereka dapat merasa kita tulus, kita harus murah hati  yang merupakan kebalikan dari iri hati. [Mariati Ong / Tangerang]

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA