KEHIDUPAN | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Rabu, 14 Desember 2011

MENGERTI ORANG LAIN TERLEBIH DAHULU

Propinsi Hubei pernah melahirkan seorang ahli musik yang cukup terkenal bernama Yu Bo Ya. Setiap kali ia memainkan kecapi, burung-burung akan berkumpul di sekitarnya untuk menikmati musik yang dimainkannya. Ia juga sangat terkenal karena setiap kali ia memainkan musik, tidak sedikit orang menjadi tidak enak perasaannya dan anehnya mereka tidak bisa menikmati musik tersebut.

Jika Yu Bo Ya bukan pemusik yang pandai, mengapa setiap kali ia bermain kecapi burung-burung yang sangat banyak jumlahnya selalu berkumpul di sekitarnya. Karena itu, mereka sering menyebutnya sebagai pemusik yang alunannya hanya bisa dinikmati oleh burung-burung dan tidak seorangpun yang bisa menikmatinya. Namun, ia tetap dipuji sebagai pemusik yang andal.

Yu Bo Ya tidak begitu gembira karena hanya sedikit yang mengerti musik yang dimainkannya. Karena itu, ia sering berada di kaki gunung atai di tepi pantai atau di alam terbuka untuk memainkan musik. Ia sangat menikmati musik yang dimainkannya, hewanpun seakan mengerti akan musik yang dimainkannya.

Satu hari Yu Bo Ya yang sedang berada di atas perahu, di tengah-tengah sungai ia memetik kecapinya. Di kejauhan tampak sebuah gunung yang penuh dengan pepohonan. Pemandangan di sekitar itu sungguh indah. Lalu Tu Bo Ya menepi. Sambil menikmati pemandangan gunung dan diiringi aliran sungai, ia memainkan kecapinya.

Pada saat ia sedang asyik memetik kecapinya, ada seorang yang tertarik mendengarnya. Ia pun mendekati Yu Bo Ya dengan cara mengendap-endap dengan maksud tak ingin mengganggu keasyikan dan konsentrasi Yu Bo Ya.

Yu Bo Ya tidak menyadari kehadiran orang itu. Setelah Yu Bo Ya selesai memainkan kecapi, orang itu berkata, "Wah, sungguh alunan kecapi yang sangat indah. Ketika saya mendengarkannya, seakan-akan alunan tersebut hendak menceritakan keindahan pemandangan gunung dan merdunya aliran air sungai. Apakah benar bahwa ketika Tuan memainkan musik, sungguh hendak mengagumi pemandangan alam sekitar dan juga merdunya aliran sungai ?"

Yu Bo Ya terkejut karena ternyata tebakan tamu tak diundang itu sungguh benar. Lebih kaget lagi karena ternyata ada juga orang yang bisa mengerti alunan musik yang dimainkannya. Dan orang itu adalah orang pertama yang bisa mengerti permainan musiknya. Yu Bo Ya pun menjawab, "Tebakanmu benar, saya memetik kecapi untuk menceritakan keindahan gunung di hadapan saya dan juga merdunya aliran sungai !"

Setelah itu mereka berkenalan dan Yu Bo Ya mengetahui bahwa orang itu bernama Zhong Zi Qi, tinggal di daerah itu. Yu Bo Ya pun berkata kepada Zhong Zi Qi, "Tuan Zhong Zi Qi, jika tidak keberatan saya ingin menjadi sahabat anda."

Zhong Zi Qi dengan sopan menjawab, "Tuan adalah orang yang terkenal, sedang saya hanyalah orang biasa yang tidak terkenal !"

Yu Bo Ya segera menyanggah, "Jangan begitu, saya mengenal banyak sekali orang, tetapi yang dekat di hati bisa dihitung dengan jari. Saya sendiri merasa beruntung bisa bertemu dengan Tuan, Tuan-lah satu-satunya orang yang bisa mengerti musik saya, Tuanlah yang bisa menebak dengan tepat seratus persen.

Padahal semua yang saya mainkan keluar dari hati saya. Itu berarti Tuan sungguh bisa mengerti saya dengan baik. Karena itu sayalah yang memohon untuk menjadi sahabat Tuan."

Tidak lama kemudian mereka saling bercakap-cakap dan bertukar pikiran. Yu Bo Ya pun memainkan kecapinya seperti yang pernah dimainkan sebelumnya yang tidak ada seorangpun bisa mengerti.

Ia sungguh kagum karena ternyata Zhong Zi Qi bisa menebak dengan benar semua permainan kecapinya. Artinya, Zhong Zi Qi mengerti dan menikmati permainan kecapi Yu Bo Ya. Setelah itu, Yu Bo Ya sering datang kembali untuk memainkan kecapinya dan untuk dipersembahkan kepada Zhong Zi Qi, satu-satunya orang yang bisa mengerti dengan baik permainan musiknya.

Suatu ketika, Yu Bo Ya sudah lama sekali tidak datang ke tempat tersebut. Pada waktu Hari Raya Zhong Jiu Jie (middle autum festival), Yu Bo Ya pergi mengunjungi tempat itu untuk mencari sahabatnya, Zhong Zi Qi. Y Bo Ya memainkan musiknya dan mengharapkan jika Zhong Zi Qi mendengar maka ia kana segera datang. Tetapi, setelah beberapa jam sahabatnya belum juga datang. Ia pun berkata dalam hati, "Biarlah aku memainkan musik satu kali lagi dan pasti ia akan datang karena hari ini sudah larut dan mungkin ia sudah pulang ke rumah sehingga bisa mendengarkan suara kecapiku."

Suara kecapi itu terdengar sampai jarak yang jauh karena sepinya tempat itu, namun sahabat yang dinantinya belum juga datang. Lalu ia pun berjalan menyusuri sungai dan bertemu dengan satu kuburan yang belum ada namanya. Kuburan itu menghadap sungai. Dan tak lama kemudian ada seorang tua lewat di depannya, Yu Bo Ya pun bertanya kepada orang tua itu tentang Zhong Zi Qi.

Begitu mendengar pertanyaan Yu Bo Ya, orang tua itu meneteskan air mata dan berkata, "Kamu pasti bernama Yu Bo Ya !"

Yu Bo Ya menganggukkan kepala dan menjawab, "Benar sekali, tetapi mengapa kamu sedih mendengar pertanyaanku dan mengapa kamu bisa tahu nama saya ?"

Orang tua itu pun menjawab, "Zhong Zi Qi adalah putra saya. Tahun ini dia sakit keras dan nyawanya tidak tertolong lagi. Sebelum meninggal dunia ia berpesan untuk menguburkannya di pinggir sungai dan dengan posisi menghadap sungai. Ia berkata kepasa saya bahwa Yu Bo Ya adalah sahabatnya dan pasti akan datang mengunjunginya untuk bermain kecapi baginya. Kuburan tersebut adalah kuburannya !"

Yu Bo Ya menangis tersedu-sedu dan setelah beberapa saat ia meletakkan kecapinya di depan kuburan itu. Lalu ia mulai memetik kecapinya untuk dipersembahkan kepada sahabatnya tersebut. Ia memainkan lagu yang pertama kali ia mainkan dan berhasil ditebak oleh Zhong Zi Qi.

Setelah itu ia membanting kecapinya hingga rusak. Sambil menghadap langit ia berteriak, "Sahabat satu-satunya yang mampu mengerti hatiku dan permainan kecapiku adalah Zhong Zi Qi. Sekarang ia telah pergi, tidak ada gunanya akau bermain kecapi lagi." Selesai berteriak ia membuang kecapinya yang sudah rusak ke dalam sungai.

Sejak saat itu Yu Bo Ya tidak pernah bermain kecapi lagi. Tempat ia bermain kecapi dan bertemu dengan Zhong Zi Qi itu terletak di daerah Han Yang, Provinsi Hu Bei. Di situ ada satu bangunan yang menjadi objek wisata sampai sekarang. Namanya Gu Qin Tai, bangunan bersejarah yang khusus dibangun untuk mengenang persahabatan Yu Bo Ya dan Zhong Zi Qi.

Renungan : Semua orang senang jika ada orang yang bisa mengerti dirinya. Tetapi untuk bisa dimengerti oleh orang lain, itu tidak mudah. Karena itu, jika ada orang yang bisa mengerti diri kita, sebaiknya kita menghormatinya karena dia juga punya andil dalam membuat diri kita merasa berharga.

Orang bijak tidak hanya ingin dimengerti, tetapi juga mau berusaha mengerti orang lain. Hidup pasti terasa lebih indah jika orang mau saling mengerti. [Yenni Huang / Solo / Tionghoanews]

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA