Layar putih mengagumi dirinya sendiri, dari bayangan air sungai dia melihat dirinya sendiri bagaikan sebuah kupu-kupu besar dan cantik yang sedang terbang, sungguh membanggakan dan terlihat gagah sekali!
Oleh sebab itu, layar putih menertawakan sebuah dayung kayu yang diletakkan di atas dek perahu: "Oh dayung kayu, engkau si pemalas yang tidak mempunyai kemampuan apapun hanya terbaring disana saja, perahu nelayan mengarungi sungai menerjang ombak, bergerak dengan cepat ke depan, semuanya tergantung kepada kekuatan saya! Sedangkan engkau tidak bisa melakukan apapun, hanya berbaring tertidur dan malas-malasan diatas dek!"
Dayung kayu sama sekali tidak mengubris, tanpa mengeluarkan suara menanggapi ejekan layar putih, terlihat seperti sedang tertidur nyenyak.
Menjelang malam, nelayan sudah akan berlayar kembali ke pantai. Nelayan melepaskan tali layar, layar putih segera terjatuh diatas dek. Nelayan segera menggulung dan mengikatnya di tiang. Berikutnya, nelayan mengambil dayung kayu, lalu mengayuh diatas permukaan air sungai mendorong dan membalikkan perahu menuju kearah pantai.
Layar putih dengan panik menjerit, "Kenapa menggulung saya? Kenapa menggunakan dayung kayu yang tidak berguna ini?"
"Ha..ha... sekarang engkau seharusnya sudah mengerti bukan?" kata dayung kayu.
Dayung kayu di atas air mengayuh dengan cepat. Sembari tertawa bangga ia berkata kepada layar putih, "Engkau hanya bisa gagah jika mengikuti arah angin, sedangkan saya, walaupun hanya sepotong kayu kecil, tetapi dapat berjalan searah atau berlawanan dengan arah angin." [Megi Ang / Cirebon]
--
Berita | Internasional | Budaya | Kehidupan | Kesehatan | Iptek | Kisah | Kontak
BACA DIBAWAH INI
Di bagian bawah artikel ini kedepan akan ditampikan iklan-iklan baris Maksimal 100 huruf dengan tarif Rp.5.000,- per artikel (Min.100 artikel) dan bagi yang berminat bisa kontak email: tionghoanews@yahoo.co.id