Jika tidak dengan penuh perhatian menghayati kesengsaraan dari kaum lemah, lebih-lebih tidak akan bisa menghayati makna sesungguhnya dari tujuan mengabdi dalam kehidupan ini. Acapkali membantu orang lain itu adalah mengasuh diri sendiri, sedangkan pengorbanan itu adalah perolehan.
Suami dan teman-temannya sering berkata kepada saya: "Saya tidak tahu mengapa Anda selalu membuat diri Anda sibuk hingga letih dan kehabisan tenaga, lebih-lebih kesehatan tubuh Anda sangat buruk!"
Sebenarnya, saya bukan menjadi relawan baru jadi seperti ini, itu disebabkan oleh karena watak saya sendiri yang tidak bisa menganggur, lagi pula juga disebabkan karena saya mampu mengerjakan maka baru saya kerjakan.
Walaupun setiap kali memimpin kelompok barisan sangat besar tekanannya, tetapi dalam hati ini selalu penuh dengan rasa haru dan kegembiraan, kadangkala bahkan sangat berantusias! Melihat seluruh anggota relawan terus tumbuh, perasaan kegembiraan itu sungguh sangat luar biasa! Mungkin setiap kali pengabdian tidak bisa seperti apa yang diharapkan, tetapi saya dari awal hingga akhir menggunakan sebuah hati yang terlepas, berusaha sekuat tenaga saya untuk menyelesaikan pekerjaan itu.
Sejak mencapai kesepakatan bersama dengan para guru pembimbing dan siswa, setelah itu saya baru menyadari secara mendalam, keberhasilan dari setiap kali kegiatan harus mengandalkan usaha, pengorbanan serta dukungan murah hati dari semua orang baru bisa menyelesaikan setiap tugas yang tidak mungkin.
Pada awal pendirian tidak menutup kemungkinan menemui hal-hal yang tidak sesuai harapan dan hal-hal yang mengkhawatirkan seperti: tenaga kerja, biaya operasional, transportasi, tetapi beruntung mendapatkan bantuan dan dukungan dari keluarga para relawan, membuat setiap kali bekerja sukarela pasti selesai dengan sempurna dan memuaskan.
Kata-kata "relawan" ini sangat tidak mudah! Bukan mengatakan bahwa diri kita mempunyai cita-cita dan aspirasi seberapa besar sudah dapat disebut sebagai relawan, sebenarnya di dalam falsafah kehidupan relawan, seharusnya adalah belajar agar diri kita mengerti bagaimana mencapai taraf pengabdian tanpa pamrih. Namun keluarga, anak, mertua dan bisnis selalu tidak bisa mendapatkan perhatian secara menyeluruh, tetapi ingin menjadi seorang relawan harus bisa melakukan syarat-syarat yang berada diatas, tetapi kesemuanya ini sepertinya tidak begitu mudah.
Dari tiga anak saya, anak kedua dan ketiga sudah masuk dalam barisan relawan, sangat menggembirakan sekali dari mulut kedua anak saya tahu bahwa mereka juga terjun dengan senang hati, mereka juga bisa menghayati banyak sekali penyebaran kasih dalam dunia juga bisa berbagi maha kasih.
Jalan menjadi seorang relawan ini sangat indah dan manis, setelah kita melakukan pengorbanan, segera dalam hati juga menikmati kegembiraan, ada terlalu banyak perasaan yang tidak bisa dijelaskan dengan satu dua patah kata! Dengan tulus hati saya berterima kasih kepada setiap penderma yang pernah membantu keluarga relawan, dengan tulus hati saya mengucapkan terima kasih kepada Anda! [Chen Xiaoyu / Surabaya] Sumber: Epochtimes
***
Ingat ! Kami beserta Tionghoa seluruh Indonesia menunggu partisipasi Anda mengirim artikel -artikel tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa di kota tempat tinggal anda ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id