Kapar pesiar dengan gaya sombong berkata kepada perahu kecil ,"Hai perawakan kecil, engkau berlari terlalu lambat!"
Perahu kecil dengan sopan menjawab, "Hai abang besar, engkau berlari sungguh cepat!"
'Seperti kamu demikian lambat, sampai kapan bisa tiba dipelabuhan?"
Kapal pesiar besar menambah kecepatan.."Tuu..tuu.." berjalan dengan sombong melaju dengan diatas laut lepas. Kecepatannya menimbulkan ombak besar membuat perahu kecil terombang-ambing.
Tidak berapa lama kemudian kapal pesiar sampai di pelabuhan. Karena dipelabuhan air lautnya dangkal, membuat kapal pesiar tidak bisa merapat ke pelabuhan, dia harus menunggu sampai air pasang baru bisa merapat kepelabuhan.
Pada saat ini, perahu kecil dengan perlahan-lahan berada dibelakangnya sudah hendak memasuki pelabuhan.
Melihat kapal pesiar berhenti disana, perahu kecil bertanya kepadanya, "Abang besar, kenapa engkau berhenti ditempat ini? Kenapa tidak langsung masuk ke pelabuhan?"
Kapal pesiar dengan lemas menggeleng-gelengkan kepalanya berkata, "Air di dermaga terlalu dangkal, saya tidak bisa masuk! Saya harus menunggu sampai air pasang baru bisa bersandar dipelabuhan.
Perahu masih dengan tutur kata yang sangat sopan berkata, "perawakan saya kecil, tidak takut air dangkal, kalau begitu saya duluan masuk ke pelabuhan. Selamat tinggal!"
Kapal pesiar hanya bisa memandang perahu kecil memasuki pelabuhan dan bersandar didermaga. Teringat kepada perkataannya tadi yang bersifat mengejek, dia merasa malu. [Sutedjo Tjiang / Sidoarjo] Sumber: Erabaru
***
Ingat ! Kami beserta Tionghoa seluruh Indonesia menunggu partisipasi Anda mengirim artikel -artikel tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa di kota tempat tinggal anda ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id