Raja akhirat bertanya kepada Yang Zhaise, "Selama hidupmu banyak melakukan kesalahan, dengan apa engkau harus membayar semua hutang-hutang karma tersebut?"
Yang Zhaise membantah berkata, "Saya sama sekali tidak pernah melakukan kesalahan."
Raja Akhirat menyuruh pengawalnya membawa sebuah buku. Beberapa saat kemudian, salah seorang pengawal yang berpakaian hijau membawa sebuah buku catatan, lalu membuka buku catatan itu dapat membaca dari halaman per halaman, "Pada tahun sekian, terjadi pemberontakan di kota M, pemerintah mengutus Yang Zhaise dan banyak tentera menuju tempat terjadi pemberontakan, tetapi sama sekali tidak dapat meredam peperangan tersebut, ada panglima yang menyarankan meminta bantuan ke pusat, tetapi karena gengsi dan tidak bisa menerima saran dari orang lain, Yang Zhaise bersikeras menyerang pihak pemberontak sehingga menyebabkan ribuan tentera terbunuh; pada tahun sekian di Hebei terjadi hama belalang, gagal panen, Yang Zhaise sebagai menteri pada saat itu, tidak mau mengeluarkan perintah membuka gudang sembako pemerintah untuk membantu rakyat yang ditimpa bencana alam, banyak rakyat yang mengungsi, yang mati kelaparan mencapai 20.000 orang; seorang menteri seharusnya bersifat adil dan menyayangi rakyat, tetapi Yang Zhaise sangat tidak adil dan korup menyebabkan hukuman dari para dewa sehingga didaerah tempatnya memerintah terjadi bencana banjir bandang, menyebabkan ribuan orang meninggal.
Pengawal tersebut membaca beberapa kasus besar yang dilakukan Yang zhaise, akhirnya Yang Zhaise tidak bisa berkata apapun, dia hanya bisa berlutut memohon pengampunan kepada raja akhirat.
Tiba-tiba ada sebuah tangan raksasa yang sebesar sebuah ranjang, tangan ini penuh dengan bulu, menerkam kearah Yang Zhaiese, dari jari-jari tangan raksasa ini keluar darah, lalu menghilang dari tempat tersebut.
Raja akhirat bertanya kepada Kongsan, "Kenapa engkau datang ketempat ini?" Pengawal yang mengawal Kongsan yang menjawab, "Ada hal yang perlu ditanyakan kepadanya?"
Raja akhirat berkata, "Dia tidak bersalah, dan belum waktunya meninggal, cepat bawa dia kembali."
Oleh sebab itu Kongsan hidup kembali, dia menceritakan pengalaman yang disaksikan di neraka kepada banyak orang, akhirnya kabar ini sampai ditelinga seorang penulis sejarah bernama Lie Xien. Lie Xien lalu mengundang Kongsan menanyakan pengalamannya, dan menulis pengalamannya menjadi catatan sejarah.
Yang Zhaise sebagai seorang menteri yang menjabat di pemerintahan selama puluhan tahun, tetapi karena bersifat tidak adil, tamak, licik, mengkhianati rakyat, dan tidak pernah berbakti kepada negara, setelah meninggal dia harus membayar semua dosa-dosanya. Dari hal ini terlihat manusia hidup didunia ini pada masa hidupnya betapapun kaya, terkenal dan berkuasa, setelah meninggal apapun sudah tidak ada lagi, hanya dengan berbuat baik mengumpulkan pahala maka setelah meninggal akan mengurangi dosa-dosanya, pada kehidupan ini jika kita menanamkan bibit kebaikan maka kita akan memanen kebaikan, jika kita menanamkan bibit kejahatan, maka yang dipanen adalah karma. [Irene Ang / Malang] Sumber: Erabaru