Pemeran utama wanita dalam film itu menderita penyakit tumor otak, namun setelah dioperasi sangat beruntung masih bisa hidup. Ketika siuman, dia membuka matanya dan mengucapkan kata pertama, bahwa otaknya masih bekerja dengan normal. Para handai taulan di sekelilingnya dibuat terharu hingga berlinangan air mata.
Hanya saja, dia berulang kali menanyakan beberapa pertanyaan yang sama. Saat itu, mereka baru menyadari, bahwa otaknya masih terluka akibat operasi, ingatannya hanya bisa bertahan selama satu menit saja.
Sanak keluarganya memberikan perhatian dan bersimpati kepadanya, maka tak peduli dia bertanya berapa kali pertanyaan sama, mereka semua menjawab dengan sabar. Tetapi semua orang menyesalkan, dalam hidupnya hanya bisa mempertahankan ingatan satu menit, hanya bisa berputar-putar dalam lingkaran yang sama, tidak ada makna baru. Apakah hidup ini masih berarti baginya?
Menyaksikan film hingga di sini, mendadak saya terpikir akan kehidupan manusia. Cerita dalam film, si pemeran utama wanita selalu mengulang-ulang beberapa pertanyaan yang sama. Dalam kehidupan ini, bukankah kita juga sama hanya mengulang-ulang tiga kata yakni Ming (nama), Li (keuntungan), Qing (perasaan)?
Ketika setiap kali dia mengulangi pertanyaan yang sama, sepertinya baru pertama kali terjadi. Sedangkan ketika bergelut di seputar Ming (nama), Li (keuntungan), Qing (perasaan) tiga kata ini, bukankah juga selalu penuh dengan kegairahan?
Maka dari itu, walaupun tidak persis seperti si pemeran utama film itu yang mengulangi kehidupannya selama satu menit, kita juga berkeliling di sekitar benda-benda yang kita tuntut dan kejar, terus-menerus mengulangi pilihan dan pengorbanan kita sendiri.
Orang yang terendam di dalamnya, tidak bisa menyadari bahwa pikiran dan tindakan kita sendiri sangat menggelikan. Hanyalah orang yang berhati lapang, bisa memandang hambar segala urusan duniawi baru bisa memandang dari samping dengan rasional, melihat dengan jelas watak hakiki.
Juga hanya orang yang bisa mengenali saja yang mampu melompat keluar dari jeratan duniawi seperti "kehidupan satu menit", jangan menuntut dan mengejar benda-benda ilusi dan tidak nyata, melainkan buatlah jiwa kita terus-menerus membumbung ke atas selama kita masih hidup. [Sofia Ng / Jember] Sumber: Epochtimes
PESAN DARI ADMIN
Mari kita dukung kiriman artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan ke dalam halaman facebook, twitter & googleplus Anda, serta pastikan Anda juga bisa mengirim artikel berita kegiatan / kejadian tentang Tionghoa di kota tempat tinggal Anda atau artikel bermanfaat lainnya ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id