KEHIDUPAN | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Jumat, 09 November 2012

GAYA HIDUP ORANG KUNO

Orang zaman dahulu hanya makan dua kali sehari, jumlah yang dimakan sedikit, dan jarang makan daging, dan hal ini sesuai dengan siklus tubuh.

Orang yang terkena penyakit karena kebiasaan makan berlebihan, dapat mengembalikan kesehatannya melalui diet maupun vegetarian, sudah banyak contoh seperti ini sejak dahulu hingga sekarang.

Dari sisi ilmu biologi modern, melakukan percobaan, melakukan pengujian kadar logam, dan pembuktian berapa banyak asupan protein dan vitamin yang dibutuhkan manusia, makan berapa kali sehari, haruskah makan 3 kali sehari dan lain-lain.

Dilihat dari sudut pandang kultivasi tubuh orang zaman dulu, pengetahuan seperti ini tidak lagi berlaku. Yan Hui, seorang murid Konfusius, menetap di daerah kumuh, sehari hanya cukup makan dan minum sedikit saja. Seorang teman saya setiap kali cukup dengan hanya makan semangkuk kecil nasi, ditambah sedikit sayur yang difermentasi. Ia telah berumur lebih dari 40 tahun tapi masih terlihat seperti orang yang berusia 20 tahun.

Pengetahuan makan bagi orang zaman dulu adalah mengurangi hawa nafsu, hambar rasa, makan tidak sampai kekenyangan, batasi frekuensi dan jumlah makanan, hanya orang tua saja yang makan daging, tidak ada anjuran untuk meningkatkan asupan gizi. Sebaliknya mereka berpandangan banyak sekali penyakit yang justru timbul akibat makan berlebihan, makan sembarangan, dan makan minum yang tidak terkontrol. Tampilan luar seseorang yang dilihat adalah tampilan spirit, energi dan auranya dari dalam, dan bukannya wajah yang tampak bersinar kelimis.

Atur Gizi Sesuai Rencana Diet?

Kondisi pikiran manusia yang tidak tenang, gelisah tak menentu, akan menguras energi berlebihan, sehingga butuh tambahan asupan gizi. Jika tenang tanpa nafsu keinginan, pikiran tidak kacau, maka makan akan berkurang dengan sendirinya, juga akan sangat jarang terserang penyakit. Sebuah roti tawar yang dimasukkan ke dalam mulut dikunyah dengan tenang dan perlahan, juga bisa menjadi suatu santapan nikmat.

Ilmu pengetahuan modern mendorong masyarakat untuk mengatur diet dan gizi untuk mencapai tubuh yang sehat, namun yang terjadi selain bertambah gemuk dan tinggi, tidak hanya tidak mampu menyelesaikan masalah kesehatan, sebaliknya justru memicu darah tinggi, penyakit jantung dan lain sebagainya.

Cukup Tidur 8 Jam Sehari?

Tidur hingga 8 jam sehari juga merupakan pengetahuan ilmiah yang sangat disanjung, dan menjadi suatu konsep pikiran jika kurang tidur maka tidak sesuai dengan ilmiah. Jangankan seorang yang berkultivasi tingkat tinggi, bahkan orang biasa yang tidak banyak memiliki nafsu keinginan dan berpikiran tunggal pun tidak membutuhkan waktu tidur selama itu.

Cara tidur orang zaman dulu menekankan pikiran yang ringan dan tenang, menitik beratkan moral dan perilaku, di pagi hari jiwa dan raga tenang, dengan sendirinya di malam hari mudah tertidur pulas, dan bangun segar begitu matahari terbit.

Beli Peralatan Untuk Menambah Porsi Olahraga?

Metode modern mengolah fisik mendorong porsi olahraga yang terus ditambah, sehingga diciptakanlah berbagai peralatan olahraga dalam jumlah besar. Tapi selain mengucurkan keringat dan menonjolkan sejumlah otot, penyakit tetap saja menyerang, di samping juga menguras tenaga dan berdampak pada pekerjaan.

Orang zaman dulu memelihara kesehatan dengan sastra dan lukisan, dengan teknik beladiri, meditasi, kecapi, dan menitik beratkan pada penempaan pada hati, jiwa dan raga menyatu, serta tidak membutuhkan banyak gerakan olahraga apalagi menghabiskan uang banyak untuk membeli peralatan olahraga, juga tidak membutuhkan tempat yang luas untuk bisa mencapai tujuan tersebut.

Butuh Relaks dan Hiburan?

Ilmu pengetahuan modern mengatakan, jangan terus menerus bekerja, harus cukup istirahat, relaksasi, hiburan, sehingga membentuk banyak orang menjadi membabi buta saat bekerja dan bermalas-malasan saat relaks. Berbagai macam kuliner enak, permainan, hiburan, justru membuat orang semakin letih, dan mempercepat penuaan.

Orang zaman dulu menekankan berjalan, berdiam, duduk, tidur dalam posisi yang baik, tidak kacau sedikit pun, tenang di tengah keributan, damai di tengah kesibukan, melakukan hal apa pun tidak berlebihan, melakukan apa pun dengan hati tenang, tidak harus istirahat, santai, atau mencari hiburan. Banyak orang yang cukup kuat, setelah sibuk sepanjang hari hingga malam tetap staminanya sangat baik, tapi begitu ia beristirahat justru jatuh sakit.

Sejumlah pengetahuan umum yang dibentuk oleh ilmu pengetahuan telah membatasi kemampuan lahiriah manusia, membuat orang terkungkung di dalam dunia materi ini, dan tidak dapat melihat keadaan sebenarnya dari kehidupan manusia tingkat tinggi, hal ini menyebabkan manusia semakin menyibukkan diri, was-was, mati rasa, tegang, dan berbagai fenomena kejiwaan lainnya.

Pengetahuan dasar akan kehidupan masyarakat kuno hanya berupaya mengembalikan keadaan manusia ke dalam situasi alami, meningkatkan taraf spiritual. Dibandingkan dengan pengetahuan zaman dulu ini, semua pengetahuan "ilmiah" ini hanya bisa dikatakan "pengetahuan semu" belaka. [Agnes Monika / Makassar] Sumber: Epochtimes


Berita | Internasional | Budaya | Kehidupan | Kesehatan | Iptek | Kisah

PESAN KHUSUS

Ingat ! Anda juga bisa mengirim berita kegiatan/kejadian yang berhubungan dengan Tionghoa tempat tinggal anda atau artikel-artikel bermanfaat ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA