KEHIDUPAN | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Kamis, 04 Oktober 2012

MEMERINTAH DENGAN TOLERANSI MENGHASILKAN BERKAH

Zhuo Mao hidup pada Dinasti Han Barat (207 SM - 9 M) dari China kuno. Dia berasal dari Wan Nanyang, sebuah kota di Provinsi Henan. Diusia mudanya dia telah belajar puisi, etika, dan pengetahuan kalender. 

Dengan pengetahuan besarnya, ia menjadi seorang yang memiliki etika moralitas yang baik dan hormat kepada orang lain yang pada akhirnya dijadikan teladan oleh orang banyak.
 
Mao memulai kariernya sebagai seorang perwira di kantor Perdana Menteri. Suatu hari, ada seorang pemuda yang mendatangi gerobak kuda Mao dan mengatakan bahwa kuda itu adalah miliknya. Mao lalu bertanya padanya, "Berapa lama kau kehilangan kuda ?" 
Pemuda itu menjawab, "Lebih dari sebulan yang lalu." 

Walaupun Mao telah memiliki kuda itu selama beberapa tahun dan dia tahu bahwa pemuda itu telah salah mengenal kuda itu, tapi ia tetap memberikan kuda itu padanya tanpa berkata sepatah kata pun. Mao kemudian menarik gerobaknya sendiri dan berkata, "Kalau kuda itu bukan milikmu, maka segera kembalikan ke kantor Perdana Menteri."
 
Beberapa waktu kemudian, pemuda itu telah menemukan kudanya kembali dan menyadari kesalahannya. Dia lalu pergi ke kantor Perdana Menteri untuk mengembalikan kuda itu kepada Mao. Sesampainya disana, Ia pun bersujud dan meminta maaf padanya. Mao tidak keberatan dengan kesalahan yang telah dilakukan pemuda itu. Di dalam catatan sejarah menyatakan bahwa Zhuo Mao tidak suka bertengkar dengan orang lain. 

Banyak orang yang selalu mendahulukan kepentingan diri mereka sendiri sebagai hal yang utama, namun Mao tidak menyalahkan orang ketika orang itu salah menilai. Dia pernah mengalami penganiayaan dan bahkan rela menyerahkan hartanya sendiri kepada orang lain. Hatinya tetap tenang. Hanya orang dengan kebajikan yang besar dan pikiran yang baik dapat budidayakan berperilaku dengan cara seperti ini.
 
Mao kemudian dipromosikan dan diangkat sebagai Hakim kabupaten Mi di Provinsi Henan. Dia seorang yang setia, bijaksana, dan jujur. Dia mencintai murid-muridnya seperti anggota keluarganya, mengambil etika serius, mendidik mereka dengan menunjukkan perbuatan baik, dan tidak pernah membuat pernyataan yang bermusuhan. Bawahan dan muridnya selalu mencintainya dan tidak pernah mempunyai niat untuk menipu dia. Masyarakat menjadi aman dan bermoralitas sejak dia memerintah dengan baik dalam beberapa tahun.
 
Pada masa pemerintahan Kaisar Hanping (9 SM - 5 M), kaisar keempat belas dari Dinasti Han Barat, ada wabah belalang yang menjangkit. Lebih dari 20 kabupaten di Provinsi Henan mengalami kerusakan parah. Tetapi tidak pernah ada belalang di perbatasan kabupaten Mi. Gubernur Henan merasa heran dan tidak percaya tentang hal ini setelah mendengar laporan pengawas. Kemudian ia mengunjungi dan memeriksa di kabupaten Mi, setelah itu ia baru yakin dan mengagumi kebajikan Mao.

Kebajikan kehakiman Mao telah membuat daerah Mi terlindungi dari wabah belalang. Dia mengatur orang dengan hati kebajikan, membimbing siswa dengan menunjukkan pada mereka tentang perbuatan baik dan diperkaya dengan kebaikan hati mereka sehingga meningkatkan moralitas mereka. Dia mematuhi hukum langit sehingga diberkati oleh langit. 

Zhuo Mao kemudian direkomendasikan sebagai Chief Asisten di Capitol, semua muridnya yang di kabupaten Mi menangis ketika ia berangkat. Setelah Wang Mang (45 SM - 23 M) merebut tahta dan situasi negara dalam kekacauan. Mao mengundurkan diri, dengan alasan masalah kesehatan. Hal ini telah menunjukkan integritasnya dengan tidak mencari kekuasaan dan uang bahkan meninggalkan jabatannya ketika ia tidak bisa melayani rakyat dan negara dengan penuh kebajikan lagi.
 
Kaisar Guangwu (6 SM - 57 M) belajar tentang karakter dan pengetahuan yang luar biasa dari Mao. Segera setelah ia naik takhta, kaisar Guangwu memberikan penghargaan kepada Zhuo Mao dengan mengeluarkan dekrit kekaisaran dan memujinya sebagai orang yang dapat menahan diri, budidaya berbudi luhur, integritas, kebaikan, ketekunan, dan kemampuan untuk mencapai apa yang tidak bisa dicapai orang lain.

Kaisar mengatakan bahwa hanya orang terbaik yang berhak untuk mendapatkan penghargaan terbaik. Dia menunjuk Zhuo Mao sebagai Taifu (Guru dan wali pangeran), memberikan harta kepadanya dan mempromosikan anaknya ke posisi yang bergengsi. [Ernawati H / Medan] Sumber: Kebajikan dalam kehidupan

PESAN KHUSUS

Silahkan kirim berita/artikel anda ke ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id

MENU LINKS

http://berita.tionghoanews.com
http://internasional.tionghoanews.com
http://budaya.tionghoanews.com
http://kehidupan.tionghoanews.com
http://kesehatan.tionghoanews.com
http://iptek.tionghoanews.com
http://kisah.tionghoanews.com

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA