KEHIDUPAN | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Kamis, 04 Oktober 2012

BHIKSU DAN HARIMAU

Shi Faan juga disebut dengan Ci Qin. Tidak ada seorang pun yang tahu dari mana ia berasal. Dia adalah seorang murid Huiyuan dan seorang yang suka menjelaskan sutra dan menginspirasi orang lain untuk memperbaiki perbuatan mereka yang salah.

Selama periode Yixi dinasti Jin (AD 265-420) di wilayah Cina, kota Xinyang telah sering diteror oleh seekor harimau. Setiap pagi satu atau dua orang warga penduduk itu ditemukan tewas karena digigit oleh harimau itu, sehingga menyebabkan penduduk setempat hidup dalam ketakutan.

Sebagai antisipasi untuk mencegah hal ini maka penduduk setempat membangun sebuah kuil di pedesaan yang berada di bawah pohon besar, di mana ratusan warga mengungsi kesana.

Suatu hari Shi Faan berjalan ke desa itu dan ketika hari sudah mulai gelap, dia bermaksud untuk menginap di kuil yang ada di desa itu. Ketika dia sampai di kuil itu, dia melihat bahwa pintu depan kuil itu terkunci karena para penduduk desa takut pada harimau itu. Faan kemudian bermeditasi di bawah pohon besar dekat kuil itu sepanjang malam.

Di tengah malam, harimau itu datang mendekati sisi utara dari pohon itu. Harimau itu tampaknya cukup terkejut, tapi senang melihat ada mangsa disitu. Dengan perlahan-lahan dia mulai mendekati kaki Faan. Melihat hal itu Faan kemudian membacakan sutra dan mengajarkan harimau itu untuk duduk bersila. Harimau itu tampaknya mendengarkan dengan penuh perhatian perintah Faan tanpa bergerak sedikit pun.

Setelah beberapa saat, harimau itu pun pergi meninggalkannya. Saat fajar menyingsing, para penduduk desa bergegas ke pohon itu, tapi mereka tidak menemukan sedikit pun luka di tubuh Faan. Melihat bahwa ia tidak dibunuh oleh harimau itu, maka penduduk desa menganggapnya sebagai seorang titisan Dewa.

Sejak saat itu, harimau tak pernah muncul di desa itu lagi dan lenyap begitu saja. Penduduk desa kemudian mengubah tempat ibadah itu menjadi sebuah biara dan meminta Faan untuk menjadi kepala biara itu. Mereka juga menyumbangkan beberapa lahan pertanian yang dekat dengan kuil tersebut.

Faan bermaksud untuk melengkapi peralatan di kuil tersebut tapi dia tidak bisa menemukan apa pun untuk dijadikan sebagai pelengkap disana. Suatu malam ia bermimpi, ada seseorang yang datang ke tempat tidurnya dan mengatakan kepadanya, "Ada lonceng perunggu di bawah tanah ini."

Ketika Faan terbangun, ia pun dengan segera menggali tanah itu dan menemukan dua buah lonceng perunggu. Dengan demikian, dia lalu meletakkan lonceng perunggu itu di dalam biara. Seiring waktu berlalu, tidak ada yang tahu di mana Faan pergi. [Ernawati H / Medan] Sumber: Kebajikan dalam kehidupan

PESAN KHUSUS

Silahkan kirim berita/artikel anda ke ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id

MENU LINKS

http://berita.tionghoanews.com
http://internasional.tionghoanews.com
http://budaya.tionghoanews.com
http://kehidupan.tionghoanews.com
http://kesehatan.tionghoanews.com
http://iptek.tionghoanews.com
http://kisah.tionghoanews.com

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA