KEHIDUPAN | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Minggu, 21 Oktober 2012

BETAPA BERHARGA HATI YANG BERSYUKUR

Suatu saat ketika sedang mendiskusikan tentang anak-anak dengan para orang tua murid, seorang ibu mengeluh : "Saya telah mengupayakan sepenuh hati, makanan enak, pakaian bagus, mainan menarik, agar dia puas, meskipun saya masih saja dipersalahkan."

Coba Anda tebak, hari itu dia pulang, lalu apa yang dia tanyakan pada saya? "Ma, ibu guru menyuruh saya menulis karangan yang berjudul bersyukur terhadap ibu, apa yang harus saya tulis?" Pertanyaan itu membuat saya merasa sedih sekali!

Saya menoleh ke arah anak-anak yang ada di samping, wajah mereka mengekpresikan ketidak-setujuan, saya juga tak bersuara. Bersyukur, kata ini sangat indah, mengandung perasaan umat manusia yang begitu dalam, namun, sekarang ada berapa banyak orang yang bisa benar-benar menghayati kata 'bersyukur' ini?

Saya juga bertanya-tanya pada diri sendiri, membenahi pemikiran yang rumit, meraba-raba hati sendiri, melepaskan segala pikiran, membiarkan perasaan bersyukur ini menembus ke seluruh tubuh, terbenam dan menghayati dalam keharuan yang diberikan kehidupan kepada kita.

Bersyukur, merupakan jalan Langit yang terkandung dalam alam semesta yang misterius. Berpikir sampai di sini, hati saya mendadak menjadi lapang, menerima alam semesta yang maha luas ke dalam dada. Alam semesta yang maha luas ini sangat misterius, ilmu pengetahuan modern juga tidak bisa mengungkap rahasia kemisteriusan alam semesta. Bukankah bapak ilmu pengetahuan akhirnya juga masuk ke dalam agama yang penuh misteri?

Menonton film fiksi ilmiah yang mengungkap peredaran gugusan bintang didalam alam semesta, bumi hanyalah sebutir titik terang diantara bintang-bintang itu, bagai sebutir mutiara, manusia hidup berada di dalamnya. Bumi berputar sendiri terjadilah pergantian siang dan malam. Rotasi bumi membawakan empat musim bagi umat manusia. Di dalam alam semesta bumi mematuhi garis edar jalan Langit, gugusan bintang-bintang dalam alam semesta yang maha luas ini harmonis dan teratur.

Saya bersyukur terhadap jalan Langit dalam badan langit alam semesta serta kekuatan misteri yang diberikan kepada umat manusia sebagai katalisator keselamatan keberadaan manusia. Perasaan bersyukur telah menyentuh saya menyelidiki arti sesungguhnya dari kehidupan ini.

Saya bersyukur kepada kampung halaman bersama umat manusia, yakni Bumi yang telah memberikan kita persediaan kehidupan. Bumi diatur memiliki atmosfir, ekosistem dan rantai makanan, kita umat manusia bisa hidup di sini. Lembah gunung dan sungai di bumi, melahirkan peradaban manusia. Segala kehidupan yang berada di atas bumi, dibesarkan dari generasi ke generasi, memakmurkan budaya, bersyukur kepada bumi yang telah memberi ruang kehidupan bagi kita.

Ketika menghadapi perusakan bumi oleh manusia serta bencana ekologi, polusi udara, racun di sungai, kekurangan atau kehabisan sumber daya, situasi bahaya dari hewan dan tumbuhan..., kondisi bumi yang sekarang terbebani 7 miliar manusia, serta sedang mengalami lingkaran setan, hati saya bergetar. Dengan menggunakan hati bersyukur, kita baru bisa mendengarkan rintihan kesengsaraan bumi, baru bisa menyayangi kampung halaman bersama ini. Dengan kesadaran sendiri melakukan perlindungan atas bumi, menjadikan tugas dan tanggung jawab untuk menyayangi kampung halaman, baru bisa merealisasikan rasa kasih dan perawatan kita dalam tindakan. Hati yang bersyukur adalah seluk beluk dari tumbuhnya rasa tanggung jawab.

Bersyukur atas pemberian alam semesta yang mencakup segala vitalitas hidup, keharmonian semua kehidupan, memiliki keindahan dan makna kehidupan masing-masing, membawakan materi berlimpah dan kepuasan serta kenyamanan batin bagi umat manusia. Ketika sepenuh hati merasakan kesatuan antara langit dan manusia, jalan hukum alamiah, yang terhayati adalah makna mendalam dari keharmonisan hidup yang saling tergantung dari segala sesuatu di dunia fana ini.

Ketika kita mau tidak mau menghadapi realita masyarakat yang kian hari banyak merampas alam, suasana alam yang kita miliki kian hari kian sedikit, membuat kita lebih bersyukur kepada alam yang pernah memberikan kepada kita tanpa pamrih. Hati yang bersyukur kepada alam, membuat hati saya selalu terendam dalam kepuasan dan kegembiraan, sayangilah segala sesuatu dari alam dan hayatilah secara wajar, karenanya hidup kita akan lebih menarik.

Bersyukur kepada ayah dan ibu, yang telah membawakan hidup dan cinta sejati tanpa pamrih kepada kita. Pernah ada orang dengan gurau mengatakan, segala sesuatu dalam masyarakat ini adalah palsu, hanya hati pengorbanan seorang ibu terhadap anaknya yang bukan palsu. Memang benar, kasih sayang ibu dipuji sebagai kasih yang tanpa pamrih dari umat manusia, yang dimanifestasikan oleh kasih ini adalah keindahan sifat alamiah manusia yang terbawa sejak lahir, makna yang terkandung di dalamnya adalah perilaku manusia tanpa perlu diucapkan dalam kata-kata dan merupakan perilaku pengorbanan tanpa menuntut balasan.

Sejak kecil hingga dewasa ayah dan ibu mendidik dan memelihara kita. Dalam dunia hewan, kambing berlutut untuk menyusui, burung gagak tahu memberikan makanan untuk membalas budi, kita manusia bagaimana bisa mengabaikan hati bersyukur kita kepada orang tua! Namun dalam kenyataan hidup anak tidak menghidupi orang tua, fenomena masyarakat dari yang tua sudah seharusnya melayani yang muda berasal dari konsep metaformosa seperti ini sudah umum di dalam masyarakat Tiongkok sekarang ini. Apakah masyarakat Tiongkok sudah teracuni oleh kebudayaan partai komunis, sehingga melupakan ajaran tradisional dari para leluhur kita yakni 'Setia, Berbakti, Iman, Keadilan'.

Bersyukur terhadap orang tua, yang tersiratkan adalah sirkulasi dari hukum alam, yang diteladani adalah menanam kebaikan hasilnya juga baik, memprakarsai kelurusan hati dalam dunia, berpegang pada kebajikan tradisional Tiongkok. Bukankah hati bersyukur ini adalah watak hakiki yang seharusnya dimiliki oleh manusia?

Bersyukur kepada guru teladan dan teman bermanfaat dalam kehidupan ini, memberikan petunjuk kepada kita di saat bimbang, membantu berbagi penderitaan di saat kita dalam kesulitan, ini juga merupakan hasil berharga dalam kehidupan kita. Kesedihan dari masyarakat Tiongkok sekarang adalah telah menerima pendoktrinan 'kepalsuan, jahat, bersaing' gaya politik Partai Komunis Tiongkok yang berkuasa, seseorang bisa memiliki, kesejatian, kebaikan, dan hubungan antara manusia yang teguh sungguh tidaklah mudah. Bersyukur kepada guru teladan dan teman bermanfaat yang saya jumpai dalam kehidupan ini, hanya dengan ketulusan sejati dan kejujuran, baru bisa melegakan hati ini.

Penyebab dari bersyukur adalah jodoh pertemuan, mengikuti jodoh pertemuan berkumpul atau berpisah dalam pengalaman hidup. Saya percaya dengan jodoh, jika berjodoh ribuan km pun akan berjumpa, sayangilah orang yang berjodoh dengan kita. Saat berkumpul, berpesanlah pada diri sendiri untuk mempertahankan dengan sebuah hati yang damai, jodoh dalam kehidupan ini harus dilewati dengan sikap tanpa keluhan dan dendam. Juga menghibur diri sendiri, untuk mempertahankan sebuah hati yang hambar, dengan tanpa penyesalan menyudahi jodoh yang duka dan luka dalam percintaan. Karena percaya, maka menyayangi, gunakanlah hati bersyukur ini, untuk menginterpretasikan jodoh berkumpul dan berpisah yang menyenangkan serta keleluasaan memandang keuntungan dan kerugian dalam kehidupan ini.

Bersyukur dan menyayangi keberuntungan adalah sekawan yang lahir bersamaan, manusia yang mengerti bersyukur, akan merasa berbahagia dan menyayangi segala sesuatu yang dia miliki. Manusia yang mengerti untuk menyayangi keberuntungan, dengan sendirinya mengerti bersyukur terhadap langit, bumi dan alam, penuh rasa takut dan hormat serta kepuasan terhadap kehidupan ini, dengan demikian di dalam kehidupan ini dia senang beramal dan berkorban dengan senang hati.

Betapa berharga hati yang bersyukur ini. Membiarkan hati ini bisa berbagi kebersyukuran, haru terhadap keterharuan yang dibawakan oleh rahmat dari segala yang kita miliki, menghayati keindahan hidup dan memiliki.

Kalau begitu, terhadap anak-anak kita, mereka menganggap segala sesuatu yang mereka dapatkan itu sudah menjadi suatu keharusan dan tidak tahu menyayangi, mendidik anak agar mereka tahu bersyukur merupakan nutrisi batin yang tidak boleh kurang bagi pertumbuhan sehat anak-anak kita.

Betapa berharga hati yang bersyukur ini, perlu kita pikirkan bersama-sama dengan serius, membuka, mengumumkan dan dimiliki. [Zheng Xin Ran / Surabaya] Sumber: Epochtimes

PESAN KHUSUS

Silahkan kirim berita/artikel anda ke ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id

MENU LINKS

http://berita.tionghoanews.com
http://internasional.tionghoanews.com
http://budaya.tionghoanews.com
http://kehidupan.tionghoanews.com
http://kesehatan.tionghoanews.com
http://iptek.tionghoanews.com
http://kisah.tionghoanews.com

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA