Dalam perjalanan hidup yang panjang ini hati kita telah diasah, sehingga didalam kehidupan ini jarang ada hal dan orang yang bisa membuat kita menjadi terharu lagi.
Ketika saya bernafas lega terbebas dari suara jerit tangis bayi yang ketakutan karena disuntik. Saya baru menyadari didepan meja praktek saya telah duduk sepasang suami istri, yang lelaki memapah istrinya untuk duduk di kursi.
Perempuan ini dengan suara lemah menjelaskan kepada saya penyakit dan penderitaannya selama bertahun-tahun ini, wajahnya sangat kurus dan pucat, ketika berbicara suara yang keluar dari kerongkongan terlihat sangat sakit dan menderita, suaranya lemah, suami di sampingnya terkadang menambahkan beberapa kata. Setelah selesai diperiksa, saya membuka resep obat dan membuat persiapan untuk menginfus dia. Suaminya setelah menyelesaikan administrasi, berpesan kepada saya agar menjaga istrinya, lalu dia sendiri pergi dari sana.
Setelah memasang infus, tanpa sadar saya berkata kepadanya, "Kenapa suamimu meninggalkan engkau sendirian?" tanpa diduga, tiba-tiba matanya melotot memandang saya, dengan tergesa-gesa menjawab, "bukan, bukan begitu…."sebelum selesai mengucapkan perkataannya, air matanya telah mengalir keluar.
Ketika itu saya tidak tahu harus berbuat apa? Perempuan ini menjadi tenang kembali, dengan suara lemah dia menjelaskan kepada saya tentang suaminya. Suaminya adalah seorang buruh di tambang batu bara, penyakit ini telah diderita bertahun-tahun, telah menghabiskan semua simpanan mereka, dia juga tahu obat hanya bisa mempertahankan nyawa tetapi tidak bisa mengobati secara tuntas.
Dia mulai putus asa, dia tidak ingin suaminya seperti dia menderita terus. Demi membiayai pengobatannya, suaminya bekerja keras di tambang batu bara yang berbahaya, lelaki yang berusia 40 tahun seperti seorang kakek, bekerja di tambang batu batu sangat susah dan berbahaya, tetapi gajinya lebih besar daripada pekerjaan biasa. Demi memupuk harapan mereka sekeluarga, suaminya tidak pernah mengeluh bekerja keras.
"Selama 7 atau 8 tahun ini, dia juga harus merangkap menjadi ibu rumah tangga, memasak, mencuci baju, dan mengurus anak, sekalipun tidak pernah marah dan mengeluh, malahan dia selalu menghibur saya."
Saya mendengar dia menarik nafas panjang, lalu melanjutkan berkata, "Saya sangat beruntung mempunyai suami yang demikian baik, walaupun saya sakit, tetapi saya merasa sangat bahagia, selain bersyukur, apa lagi yang bisa saya lakukan?" Pada saat itu saya memandang kepada pasien yang terbaring ditempat tidur ini saya tidak bisa mengucapkan sepatah katapun, saya benar-benar terharu mendengar ceritanya, di hati saya timbul rasa hormat.
Mereka walaupun tidak mengerti apa itu janji muluk-muluk, apa itu romantis, tetapi semua ini sudah cukup, mereka memahami arti sebenarnya dari cinta itu dalam kebutuhan hidup sehari-hari, itu adalah tanggung jawab dan toleransi.
Rasa terharu dan tersentuh sebenarnya sangat sederhana, yaitu menghadapi hidup dengan hati yang bersyukur, maka kita akan menyadari didalam kehidupan ini banyak hal yang akan membuat kita menjadi terharu dan tersentuh.
Di dalam hidup ini ada rasa tersentuh, secara signifikan akan meninggalkan nostalgia yang indah. Ini adalah filosofi interaksi Anda dengan orang lain. [Olivia Li / Bandung]
EMAIL KAMI
Anda juga bisa mengirim berita Tionghoa atau artikel lain untuk tampil dalam situs ini, dengan cara kirim ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id
MENU LINKS
http://berita.tionghoanews.com
http://internasional.tionghoanews.com
http://budaya.tionghoanews.com
http://kehidupan.tionghoanews.com
http://kesehatan.tionghoanews.com
http://iptek.tionghoanews.com
http://kisah.tionghoanews.com