Sedangkan suami saya, karena mengabdi di sebuah perusahaan internasional yang cukup besar dan ternama, karena rajin bekerja selama 8 tahun, akhirnya pada 2 tahun terakhir ini suami saya diangkat untuk memegang jabatan penting. Gajinya 3 kali lipat lebih banyak dari gaji saya.
Mengenang ketika baru menikah dulu, dan kemudian melewati masa meniti karier yang pendapatannya tidak stabil. Waktu itu gaji saya menjadi sumber utama penopang keluarga. Akan tetapi beberapa tahun belakangan ini, suami saya sering kali berkata dengan bangga diri, bahwa gaji saya hanyalah recehan jika dibandingkan dengannya.
Setiap tahun ketika tiba waktunya untuk melaporkan pajak pendapatan pribadi, saat itu menjadi rutinitas suami saya merasakan sakit hatinya.
Beberapa tahun yang lalu ketika dia melihat pajak pendapatan yang harus dibayar meningkat setiap tahun, dia selalu menanyakan kepada saya, apakah kita perlu mengundang seorang akuntan publik untuk membantu kita memikirkan suatu cara guna menghemat pajak. Ada beberapa teman menggunakan cara membeli tanah untuk menghemat pajak dan lain sebagainya.
Akan tetapi saya malah berkata kepada suami saya bahwa kondisi keuangan negara dalam keadaan krisis, jika kita bisa menyetor pajak lebih banyak, merupakan suatu kemuliaan bagi kita. Bila dipikir lebih lanjut, bukankah segala fasilitas yang kita pergunakan dalam kehidupan keseharian, datang dari kebijakan pembangunan pemerintah.
Tetapi suami saya malah berkata, "Sekarang banyak sekali orang yang menghemat pajak, berusaha sedapat mungkin memikirkan cara memperkecil pajak yang harus dibayar kepada pemerintah. Hanya kamu seorang yang paling bodoh."
Akhirnya, karena kesibukan pekerjaan, suami saya tidak ada waktu untuk mengurusi masalah ini, maka selama ini, keluarga kami selalu adalah sebagai wajib pajak yang jujur.
Untuk setiap tahun kecepatan pertumbuhan pajak dari keluarga kami sangat mengejutkan, namun saya masih bergurau dengan suami saya, jika pembayaran pajak jumlahnya melampaui hasil pendapatan saya dalam satu tahun, saya lebih baik pulang rumah menjadi ibu rumah tangga saja, tidak perlu bekerja lagi.
Pada konsep penggunaan uang, saya selalu berpegang pada prinsip, uang tidak perlu banyak, cukup sudah boleh. Tidak peduli Anda memiliki seberapa banyak uang, sehari masih hanya tiga kali makan, tidur juga hanya memerlukan satu kasur.
Maka dari itu, nilai pandang saya terhadap kehidupan sangat sederhana sekali, tidak berkeinginan mengejar materi, maka dalam diri saya tidak ada begitu banyak kerisauan hati.
Suami saya sering berkata kepada saya, "Kehidupanmu sangat monoton, apakah kamu benar-benar tidak ada kerisauan sedikit pun?"
Saya acap kali berkata kepada suami, "Sebenarnya, penyebab kerisauan itu adalah diri sendiri, asalkan kamu menaati kewajiban diri sendiri, bertanggung jawab dengan serius, menyelesaikan pekerjaan yang harus dikerjakan, kamu akan hidup dengan nyaman dan tentram."
"Sedangkan masalah mengenai kenaikan pangkat dan menjadi kaya, semua itu bukanlah kebutuhan kehidupan yang mendesak, serahkanlah sepenuhnya kepada Tuhan yang menentukan, tidak perlu dipikirkan, juga tidak perlu sengaja berniatan untuk dikejar."
Tuhan telah menentukan ukuran porsi yang harus diterima oleh setiap insan Nya. Bila memang sudah sebesar ini porsi yang harus kita terima, maka dengan mengejar bagaimanapun juga akan tetap sebesar itulah yang akan bisa kita terima.
Zaman sekarang, banyak orang menghalalkan segala cara hanya karena ingin mendapatkan lebih dari jatah yang harus diterimanya, tetapi mereka tidak menyadari bahwa akhirnya yang akan mereka terima tetap sesuai porsi yang telah ditetapkan untuk dirinya.
Seberapa banyak porsi orang lain yang telah dirampasnya, sebesar itu pulalah yang harus ia keluarkan lagi pada akhirnya. Karena mangkuknya tidak cukup untuk menampung porsi yang berlebihan, maka ia pasti akan tumpah atau meluber!
Mungkin dirinya atau keluarganya ada yang jatuh sakit dan perlu pengobatan, atau sanak keluarganya ada yang tertimpa bencana, rumahnya mungkin terbakar, anaknya jadi pecandu obat atau penjudi dan sebagainya.
Saya kira hal ini sangatlah tidak perlu terjadi. Uang tidak perlu terlalu banyak, cukup untuk hidup sudah boleh. [Jesline Tjia / Timika]
EMAIL KAMI
Anda juga bisa mengirim berita Tionghoa atau artikel lain untuk tampil dalam situs ini, dengan cara kirim ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id
MENU LINKS
http://berita.tionghoanews.com
http://internasional.tionghoanews.com
http://budaya.tionghoanews.com
http://kehidupan.tionghoanews.com
http://kesehatan.tionghoanews.com
http://iptek.tionghoanews.com
http://kisah.tionghoanews.com