KEHIDUPAN | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Selasa, 18 September 2012

TAK CUKUP BERUSAHA SEKUAT TENAGA

Di sebuah gereja ternama di Seattle Amerika, ada seorang pastur bernama Del Taylor yang punya wibawa tinggi dan dihormati masyarakat umum. Suatu hari, di salah satu kelas dalam sekolah minggu dia bercerita pada para murid tentang seekor kelinci yang diburu oleh anjing pemburu.

Pada suatu tahun di musim dingin, seorang pemburu membawa anjing pemburunya pergi berburu.

Saat hendak berburu kelinci, tembakan pemburu itu telah mengenai kaki belakang seekor kelinci. Kelinci malang yang terluka itu dengan segala daya berusaha menyelamatkan diri, sedangkan anjing pemburu yang berada di belakangnya mengejar dengan tidak mengenal ampun.

Tetapi sesaat setelah kejar mengejar terjadi, kelinci itu berhasil berlari semakin lama semakin menjauh. Akhirnya anjing pemburu itu pun mengerti kelinci tersebut tidak mungkin  terkejar lagi, terpaksa dengan kesal hati dia kembali ke samping sang pemburu.

Dengan emosi sang pemburu berkata, "Sungguh tidak berguna! bahkan seekor kelinci yang sudah terluka pun tidak terkejar!"
Mendengar perkataan ini dengan sangat kesal anjing tersebut memberikan alasannya, "Tadi saya sudah berusaha dengan sekuat tenaga!"

Sementara itu si kelinci dengan luka kaki tertembak berhasil meloloskan diri pulang ke rumahnya, saudara-saudaranya segera menghampiri dan mengelilingi dirinya seraya bertanya dengan takjub, "Anjing pemburu itu sangat galak sekali, sedangkan kamu sendiri terluka, bagaimana dirimu bisa lolos dari kejaran?"

Kelinci itu menjawab, "Dia berusaha dengan sekuat tenaga, sedangkan saya berjuang dengan mati-matian! Bila ia tidak bisa mengejar saya, paling-paling ia akan dicaci maki oleh majikannya, sedangkan saya jika tidak berjuang untuk berlari secara mati-matian, nyawa saya yang akan melayang!"

Sehubungan dengan ceritanya itu, pastur Taylor telah mengumumkan satu sayembara terbuka bagi seluruh murid:

"Barang siapa yang bisa menghafalkan keseluruhan isi dari bab 5 hingga bab 7 ayat Matius dalam Alkitab, dia akan mengundang orang tersebut pergi ke perjamuan malam gratis di rumah makan Satelite yang berada di atas tugu kota Seattle."

Bab 5 hingga bab 7 ayat Matius dalam Alkitab terdiri dari beberapa puluh ribu kata, serta tidak beritme, untuk bisa menghafalkan keseluruhan isinya tidak diragukan akan menemui kesulitan yang sangat besar.

Walaupun bisa menghadiri perjamuan makan malam gratis merupakan suatu hal yang didambakan oleh keba-nyakan siswa, namun hampir semua orang segera berhenti setelah mencoba, dan mundur begitu menghadapi kesukaran.

Namun, beberapa hari kemudian, diantara murid dalam kelas itu ada seorang anak lelaki yang berumur 11 tahun, dia maju dan berdiri di depan pastur Taylor, dengan lancar dia menghafalkan keseluruhan bab, dari awal hingga akhir sesuai dengan permintaan, diluar dugaan tidak ada satu kata pun yang terlewatkan atau salah, bahkan pada akhirnya, irama suaranya pun dilantunkan bagai syair.

Sebenarnya pastur Taylor mengerti bahwa biarpun pengikut dalam kelas orang dewasa, juga jarang sekali ditemui orang yang bisa menghafalkan pasal-pasal ini, apalagi dia masih seorang bocah kecil.

Dengan memuji ingatan anak itu yang luar biasa, dan dengan keinginan tahu yang tak tertahankan Pastur Taylor bertanya, "Bagaimana kamu bisa menghafalkan isi pasal-pasal yang begitu panjang?"

Anak lelaki itu segera menjawab tanpa berpikir, "Saya berjuang mati-matian"

16 tahun kemudian anak laki ini menjadi pemilik perusahaan software yang ternama di dunia. Dia bernama Bill Gates.

Kisah yang diceritakan oleh pastur Taylor dan keberhasilan Bill Gates yang menghafalkan pasal-pasal itu sangat berinspirasi terhadap manusia: Setiap orang memiliki bakat terpendam yang sangat besar.
Tepat seperti penemuan para ahli psikolog, manusia pada umumnya hanya bisa menggali bakat terpemdamnya sekitar 2% hingga 8%.

Ilmuwan ternama seperti Einstein, juga hanya bisa mengeksploitasi bakat terpendamnya sekitar 12%.
Seseorang jika bisa mengeksploitasi 50% bakat terpendamnya, dia akan bisa menghafalkan 400 buku pelajaran, bisa menyelesaikan mata pelajaran dari puluhan unversitas, masih bisa menguasai lebih dari 20 bahasa dari berbagai negara.
Dengan kata lain, kita masing-masing orang masih mempunyai 90% bakat terpendam yang berada dalam keadaan tertidur.

Siapapun orang itu, jika ingin unggul dari yang lain, untuk menciptakan sebuah keajaiban, jika hanya berusaha dengan sekuat tenaga masih jauh dari mencukupi, harus berusaha atau berjuang dengan mati-matian baru bisa mencapai keberhasilan. [Veronica Lim / Bogor]

EMAIL KAMI

Anda juga bisa mengirim berita Tionghoa atau artikel lain untuk tampil dalam situs ini, dengan cara kirim ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id

MENU LINKS

http://berita.tionghoanews.com
http://internasional.tionghoanews.com
http://budaya.tionghoanews.com
http://kehidupan.tionghoanews.com
http://kesehatan.tionghoanews.com
http://iptek.tionghoanews.com
http://kisah.tionghoanews.com

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA