KEHIDUPAN | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Minggu, 05 Agustus 2012

ROTI DARI PAPA

Sekitar 2 tahun, ayah selalu memberikan 2 buah roti yang seharusnya merupakan jatah makan siangnya kepada saya dan abang saya. Kejadian ini terjadi di tahun 80-an, pada saat itu saya dan abang saya masih kecil, setiap hari selain 3 kali makan kami tidak mendapatkan jajanan yang lain lagi.

Papa saya bekerja di atas gunung yang berjarak 30 km dari rumah, setiap pagi dia menaiki sepeda tuanya untuk pergi bekerja, bekal makan siangnya adalah 2 buah roti, roti ini adalah buatan mama setiap hari menjelang subuh mama sudah bangun membuat roti ini, kedua roti ini merupakan bekal makan siang papa, sedangkan kedua roti tersebut isinya hanya sayur-sayuran sama sekali tidak ada daging.

Kesehatan papa tidak begitu baik. Pekerjaan papa adalah memecahkan batu dengan palu, batu yang harus dipecahkan beratnya puluhan sampai ratusan kilo, dua buah roti, mana cukup mengganjal perut.                   
Pada saat itu di rumah kami sudah lama tidak pernah merasakan nasi putih lagi, saya dan abang saya sudah bosan dan benci setiap hari harus makan ubi, oleh sebab itu 2 buah roti papa menjadi incaran bagi kami berdua. Sekarang setelah dipikir kembali, saya sangat malu mengingat perbuatan kami pada waktu itu.

Untuk mendapatkan kedua buah roti, setiap hari saya dan abang saya selalu lari ke jalan utama desa menunggu papa pulang dari kerja, ketika melihat bayangan papa, kami akan sangat gembira berlari menyambutnya. Papa dengan tersenyum akan menyambut kami serta mengulurkan kedua roti bekal makan siangnya kepada saya dan abang saya.Roti tersebut walaupun tidak lezat, tetapi pada saat itu kami merasa sangat lezat karena tidak ada makanan lain selain makan ubi.

Keadaan kehidupan tersebut berlanjut sampai 2 tahun, selama waktu tersebut, kami tidak berani mengatakan hal tersebut kepada mama, papa juga tidak menceritakan hal tersebut kepada mama. Mama saya masih bangun subuh menyediakan dua buah roti untuk bekal makan siang papa, sedangkan roti tersebut telah menjadi bekal jajanan bagi kami.                  
Akhirnya perlahan-lahan perekonomian keluarga kami mulai membaik, kami sudah bisa memakan nasi putih, saya dan abang saya juga sudah mulai kehilangan minat terhadap roti tersebut, kedua buah roti tersebut kembali menjadi bekal makan siang papa. Pada saat itu saya dan abang saya sudah masuk sekolah dasar.                 
Mengenai kenangan dua buah roti tersebut, selama bertahun-tahun ini saya merasa perasaan bersalah dan kasihan kepada papa, karena itu adalah makan siangnya dan bukan merupakan makanan selingan. Selama 2 tahun, saya dan abang saya telah memakan bekal makan siang papa, sekarang ingatan tersebut membuat saya sangat malu, untuk selamanya kami tidak bisa membalas budi papa atas kedua roti tersebut.                 
Beberapa tahun yang lalu ketika saya mudik kekampung, mengobrol dengan papa, papa mengingatkan kembali cerita ini, papa mempunyai sesuatu yang mengganjal hatinya.                 
Papa berkata, pada suatu hari di tempat kerjanya biasanya dia akan membeli sedikit makanan walaupun tidak enak sekedar untuk mengganjal perutnya, dia akan menyisihkan kedua roti bekal makan siangkan kepada kami, tetapi pada hari itu karena dia sibuk bekerja, ketika dia sampai ditempat penjual makanan, makanan sudah habis terjual, dengan terpaksa dia memakan dua buah roti tersebut, tetapi begitu dia pulang kerja, melihat saya dan abang saya dengan gembira menyambutnya sedangkan dia tidak bisa memberikan roti kepada kami, melihat kekecewaan diwajah kami, dia merasa bersalah karena telah mengecewakan anaknya, rasa bersalahnya ini berlanjut sampai 20 tahunan.

Mendengar cerita papa, air mata terharu saya segera menetes.                 
Sebenarnya kami berdua telah melupakan hal tersebut, pada waktu itu kami berdua memang kecewa, tetapi sebentar saja kami sudah melupakannya, mungkin pada saat itu karena masih kecil sebenarnya memang bukan sangat membutuhkan kedua roti tersebut. Sedangkan papa karena hal tersebut merasa bersalah kepada anak-anaknya selama 20 tahun lebih. [Anita Li / Jayapura]

***
HEMAT IMPORT KARGO !!!
Kami melayani import borongan FCL & LCL dari Guangzhou, China ketujuan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang & Bekasi. Kontak "transwaycargo.com" Telp: 021-2626 4750 Fax: 021-2626 4860 Hp: 0812-9855 8800, 0856-755 0123, 0819-0880 2000 Email: pttci@yahoo.co.id
.

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA