KEHIDUPAN | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Minggu, 15 Juli 2012

PIKIRAN DALAM BAYANGAN LAMPU DAN SUARA HUJAN

Malam telah larut, rintik-rintik hujan turun terlihat diluar jendela. Mendengar suara hujan, bagaikan bagan rima yang tidak terlalu keras dan tidak terlalu lemah, mengetuk perlahan kanopi pintu dan jendela kecil, menjaga jarak tertentu dari saya.

Mendadak saya merasakan, ternyata keindahan dengan jarak tersebut menjadi sedemikian pas. Tidak ada kesengsaraan untuk menjadi basah, tetapi bisa menikmati hujan di malam hari bagaikan sebuah sajak, bisa mendengarkan suara rintik hujan yang menggugah perasaan.

Melihat melalui jendela, lampu jalanan dalam hujan bagaikan diselubungi kain kasa, sinar lampu yang temaram, menguraikan suara keramaian kota. Cahaya lampu membias di jalanan yang telah dibasahi oleh air hujan.

Diliputi kelembutan dan ketenangan bagai cahaya bintang-bintang. Suasana dan pemandangan seperti ini, selalu bisa membuat saya teringat akan sinar lampu saat senja yang memancar keluar dari jendela-jendela rumah tua yang berada di pedesaan.

Jalan pikiran akan menelusuri jalan kecil dalam memori, terus melalui pintu depan rumah para tetangga, melewati pohon abu dan pohon willow yang berada di depan rumah, kemudian menuju ke arah sinar lampu yang hangat dan ramah, akhirnya ke ruang waktu yang meski telah berlalu namun masih tetap ada.
Karena suara hujan, seluruh ruang menampakkan ketenangan luar biasa.

Bayangan lampu di depan dinding, menambahkan semacam kejelasan yang lain. Malam yang demikian ini, paling cocok dimanfaatkan untuk membaca buku, atau merenungkan sesuatu. Tidak peduli itu membaca buku atau merenungkan sesuatu, sebenarnya juga sama-sama sedang mendengarkan.

Mendengarkan suara langkah kaki orang dahulu yang disisakan untuk sekarang, mendengarkan suara tunggal diri sendiri yang menanyakan lubuk hati.

Setiap kali hingga saat begini, saya selalu terpikirkan: Kehidupan manusia mungkin adalah sebuah perjalanan spiritual, adalah sebuah perjalanan yang mencari dan mengejar makna arti dari kehidupan.

Masa perjalanan tersebut, berjalan sepanjang perjalanan dalam aksara kata dari orang terdahulu, lalu berjalan berliku-liku masuk kedalam lubuk hati kita semua, karena itu tidak peduli itu adalah aksara kata dari orang pendulu, atau di dalam lubuk hati kita, acapkali bisa bertanya: Dimanakah makna dari kehidupan ini?

Karena itu dalam dunia fana, kita selalu bergegas, selalu mengejar dan mencari, naik turun dan pasang surut, berangsur-angsur, sepasang mata tertutup dan tersesat dalam nama dan keuntungan, batin kita tergoda oleh nafsu materialis, akhirnya merasakan kebingungan dan kelelahan.

Saat ini, mendadak menemukan, walau sudah melewati seribu layar juga bukan itu, saya sangat mendambakan bisa melepaskan segala beban ini, untuk membiarkan batin kita kembali ke awal yang paling murni tulen nan indah! Kehidupan, sebenarnya adalah sebuah perjalanan kembali ke asal dari batin manusia.

Biarkanlah batin ini kembali ke awal kampung halaman spiritual yang indah itu. Malam seperti ini, dalam suara hujan dan bayangan lampu seperti ini, beginilah saya berpikir. [Amanda Lim / Makassar]

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA