"Engkau ingin menjadi manusia boleh saja, tetapi engkau harus ikut saya mencoba melalui perjalanan hidup manusia, jika engkau tidak sanggup menghadapi kesengsaraan hidup manusia, saya akan merubah anda kembali ke asal," ujar sang Buddha.
Sang Buddha setelah selesai berkata, mengibaskan tangannya, bongkahan tanah liat ini langsung berubah menjadi seorang pemuda.
Lalu, pemuda ini mengikuti sang Buddha ke tepi jurang, terlihat ada 2 buah gunung yang relatif jauh berhadapan, gunung yang satu disebut "kehidupan" sedangkan gunung yang lain di sebut "kematian" ditengah-tengah ada sebuah jembatan besi yang menghubungkan kedua gunung tersebut, jembatan besi ini terbuat dari cincin besi yang ukuran besar kecilnya berlainan disambung menjadi satu rantai.
"Sekarang anda dari ujung yang sebelah sini berjalan ke unjung yang sebelah sana." Pemuda ini melangkah dengan hati-hati, di atas cincin besi yang ukuran besar kecilnya tidak sama. Namun tanpa sengaja, dia terjatuh di dalam salah satu cincin besi ini, kedua kakinya kehilangan keseimbangan, dadanya terjepit dengan erat oleh cincin besi, dia hampir tidak bisa bernafas, pemuda ini dengan suara keras meminta tolong, "tolong, cepat bantu saya!"
"Tolonglah dirimu sendiri, di jalan ini hanya kamu sendiri yang bisa menolong diri sendiri," Sang Buddha berdiri di hadapannya berkata sambil tersenyum.
Pemuda ini memutarkan badannya, berjuang dengan putus asa, akhirnya dia bisa terlepas, dia berkata, "Engkau adalah rantai apa? Kenapa menjepit saya dengan begitu menyakitkan?". "Saya adalah rantai ketenaran dan kekayaan," jawab rantai cincin dibawahnya.
Pemuda ini melanjutkan perjalanannya, tiba-tiba dia melihat ada seorang gadis cantik yang sedang tersenyum samar-samar kepadanya, perasaan pemuda ini melambung, kakinya terpeleset, jatuh lagi ke sebuah cincin besi, pemuda ini dengan ketakutan berteriak lagi, "Tolong! Tolong!.
Pada saat ini Sang Buddha muncul lagi dihadapannya berkata kepadanya, "Di jalan ini tidak ada yang bisa menolong anda, hanya dirimu sendiri yang bisa menolong anda."
Dengan susah payah, akhirnya pemuda ini bisa terlepas dari jepitan cincin besi, tetapi dia sudah sangat lelah, dia terduduk d iantara dua cincin besi dan bertanya, "yang ini rantai apa lagi yang membuat saya sangat kesakitan."
"Saya adalah mata rantai kecantikan," cincin besi di bawah kakinya menjawab.
Selanjutnya, pemuda ini terjatuh di mata rantai keserakahan, kecemburuan, kebencian dan lain-lain, ketika dia terlepas dari mata rantai yang sangat menyakitkan ini, dia tidak mempunyai semangat untuk berjalan terus lagi.
Akhirnya, Buddha berkata kepadanya, "Walaupun di dalam kehidupan manusia penuh dengan kesengsaraan, tetapi setelah terlepas dari semua kesengsaraan ini adalah kebahagiaan dan sukacita, apakah engkau akan melepaskan kehidupan ini?" Buddha bertanya kepadanya.
"Didalam perjalanan hidup manusia terlalu banyak sengsara, kebahagiaan dan suka cita hanya singkat saja, saya memutuskan melepaskan kehidupan manusia, tetap menjadi tanah liat saja." pemuda ini tanpa sangsi berkata.
Buddha mengibaskan tangannya sekali, pemuda ini berubah kembali menjadi tanah liat. Tidak berapa lama kemudian tanah liat ini karena siraman air hujan, berubah menjadi lumpur. [Merry Huang / Menado]