Orang tua ini dengan pandangan mata yang bijaksana memandang wajah setiap orang, tidak berhentinya menghela nafasnya.
Terkadang dia akan dengan sifat sopan berdiri dihadapan seorang pria atau wanita, dengan berbisik berkata sesuatu padanya, serta menyisipkan sesuatu ke tangan orang tersebut, lalu dengan tersenyum berjalan pergi meninggalkan orang tersebut.
Setelah tengah malam, orang tua tersebut berjalan ke sebuah klub, berkata kepada pemilik klub, "Saya telah melakukan tugas saya, saya telah memberi penghargaan uang kepada mereka."
Rupanya pemilik club yang kaya ini, menyediakan sejumlah uang besar, mengutus seseorang yang pakar yang meneliti ekspresi wajah orang, ke tempat yang paling ramai dikota ini mengamati 1 hari, berdasarkan pakar ini menentukan orang yang paling bahagia, akan memberikan mereka sejumlah uang untuk hadiah penghargaan.
Pemilik klub berkata lagi, "Saya tahu engkau telah berbuat sebaik mungkin. Tetapi menurut terkaan saya uang tersebut pasti tidak cukup dibagikan benarkan?"
Orang tua tersebut berkata, "Uang tersebut masih sangat banyak. Selama sehari penuh ini, beribu-ribu bahkan puluhan ribu orang telah lewat didepan saya, tetapi orang yang dapat saya konfirmasikan sebagai orang yang bahagia hanya 22 orang saja."
Ketika saya pertama kali membaca data tersebut, saya sangat terkejut. Di antara orang normal, orang yang benar-benar bahagia benarkah demikian sedikit?' ketika dengan keraguan ingin mengetahui kebenaran mengenai data tersebut, saya mulai dengan teliti mengamati orang di sekeliling saya, benar saja, jawabannya benar-benar mengejutkan!
Orang-orang yang berada di sekitar kita, kebanyakan berwajah melankolis, wajah khawatir, wajah cemberut, wajah sedih, wajah cemas, wajah kaku, wajah brutal, wajah serius…. [Margareth Lim / Tarakan]