Gegat beranggapan di dunia ini tidak ada seorang pun yang dapat menandingi puisi dan ilmu pengetahuan yang lebih dalam darinya. Oleh sebab itu ketika dia berjalan, kepalanya diangkat tinggi-tinggi, tidak pernah memandang sebelah mata pada orang lain, sangat sombong dan angkuh.
Pada suatu hari, dia pergi bertamasya, dia bertemu dengan ulat yang memakan tinja yang sedang berada dalam rumahnya di toilet, seluruh tubuhnya sangat bau, gegat memandang rendah dan menghinanya.
Lalu dia berjalan lagi dan bertemu dengan seekor lalat besar yang terlihat seperti seekor laba-laba, lalat besar ini tanpa segan memarahi dan menghinanya.
Gegat merasa dirinya sangat canggung, marah dan terhina, lalu dia bertanya kepada seseorang, "Saya adalah seorang yang terpelajar, tidak ada yang saya tidak mengetahuinya, maha tahu, dari prasejarah sampai sekarang adalah seorang yang terpelajar, kenapa banyak orang yang berani menghina saya?"
Orang tersebut dengan tertawa menjawab, "Walaupun engkau terlahir sangat hebat, tetapi bagaimanapun engkau hanya seekor gegat yang menggerogoti buku, engkau bukan mempelajari buku, coba pikirkan apa kehebatanmu?"
Efek dari membaca buku dan belajar dari dahulu sampai sekarang adalah meresapi ilmu, mempelajari ilmu adalah memulihkan kebajikan seperti orang dahulu. Sedangkan seorang yang terpelajar, akan selalu merefleksi diri sendiri untuk mencapai tingkat yang lebih tinggi.
Temperamen jiwanya juga akan meningkat serta penuh dengan pengetahuan, gerak-geriknya juga akan sopan sehingga mendapat penghormatan dari orang. Tidak sama dengan cerita gegat yang berarti ego meningkat, tidak tahu diri, angkuh, tidak melihat kelemahan diri sendiri, sehingga dimusuhi dan dijauhi orang lain. [Susan Sie / Bandar Lampung]