Si raja Singa dengan bangga mengumumkan cara-cara pemilihan. Si raja Singa mengarakan, "pertama, siapa yang setuju saya tetap menjadi raja, silahkan lakukan dengan hening, sedangkan yang tidak setuju saya menjadi raja, silahkan berteriak supaya saya dapat melihat dengan jelas," kata raja singa.
Setelah berkata demikian dia dengan pandangan mata buas yang memandang kearah seluruh binatang yang berada disana, dalam pikirannya membayangkan dia akan menjabat kembali sebagai raja.
Tahun yang lalu, kambing hutan berteriak sepatah kata, kemudian dia ditelan hidup-hidup oleh singa. Pada saat itu semua binatang menjadi ketakutan, walaupun sangat tidak setuju tetapi tidak ada yang berani berteriak.
Namun, tahun ini semua binatang sudah mempunyai kesepakatan, mereka bersama-sama akan mengeluarkan suara yang paling tulus, ketika para binatang ini bersama-sama mengeluarkan suara marah, singa yang didalam hatinya sangat gembira membayangkan akan seterusnya menjadi raja.
Tiba-tiba mendengar teriakan kompak para binatang, raja Singa terkejut sampai terjatuh dari singgasananya. Menghadapi momentum tak terbendung ini, dia hanya dapat mengalah sesuai dengan suara rakyat terbanyak, menyelesaikan seleksi untuk raja baru berikutnya.
Pemimpin yang memimpin dengan kekuasaan yang dimiliki tidak akan berjalan lama, hanya pemimpin yang bijaksana dan memahami rakyat yang dapat bertahan dan membawa kebahagiaan yang sejati kepada rakyat. [Yenny Jie / Palangkaraya]