Dahulu pada dinasti Song, ada sebuah cerita orang yang selalu berbuat kebajikan, mereka turun temurun selalu melakukan kebajikan. Pada suatu hari sapi hitam di rumah mereka tiba-tiba melahirkan anak sapi yang berwarna putih, dia sangat heran, lalu bertanya kepada Konfusius, Konfusius berkata kepadanya semua ini adalah keberuntungan.
Tetapi tidak sampai setahun kemudian, mata orang itu tiba-tiba menjadi buta. Pada saat ini, lembu hitam mereka kembali melahirkan anak lembu berwarna putih, dia lalu menyuruh anaknya pergi bertanya lagi kepada Konfusius kenapa bisa begitu?
Anaknya lalu berkata, kenapa pergi bertanya lagi, tahun lalu pergi bertanya ternyata bapak menjadi buta, ngak usah bertanya lagi. Tetapi bapaknya berkata, "Perkataan orang suci pasti ada artinya, kita tidak tahu akibatnya, harus bertanya sekali lagi." Akhirnya anaknya pergi bertanya kepada Konfusius. Konfusius masih tetap berkata: "keberuntungan". Konfusius juga menganjurkan anak tersebut pergi bersembahyang kepada para dewa. Anak ini menyampaikan pesan Konfusius kepada ayahnya, Ayahnya berkata, "Lakukan seperti yang dikatakan Konfusius." Setahun kemudian, anak ini matanya menjadi buta.
Tidak berapa lama kemudian kerajaan Chu menyerang kerajaan Song, pasukan kerajaan Chu mengepung seluruh kota, tidak ada yang boleh keluar masuk dari pintu gerbang, oleh sebab itu pasokan bahan makanan terputus, terjadi bencana kelaparan. (Kerajaan Chu menggempur kerajaan Song selama 9 bulan, ini benar-benar pertempuran yang sengit. Bencana kelaparan terjadi dimana-mana) Seluruh lelaki dari kerajaan Song diwajibkan masuk militer, karena tidak berpengalaman dan jumlah musuh lebih banyak, lebih dari setengah dari mereka yang maju perang, tewas di pertempuran. Sedangkan lelaki buta beserta anaknya karena mereka berdua buta tidak diwajibkan masuk militer.
Setelah perang selesai, mata ayah dan anak tersebut setelah diobati ternyata bisa melihat lagi.
Walaupun di mata masyarakat mereka berdua ayah dan anak sama-sama menjadi buta adalah sebuah kejadian yang tragis, tetapi karena kebutaan, mereka dapat terhindar dari terbunuh akibat peperangan, orang yang selalu berbuat kebajikan akhirnya mendapat balasan yang baik. [Anna Tjia / Jakarta]
Tetapi tidak sampai setahun kemudian, mata orang itu tiba-tiba menjadi buta. Pada saat ini, lembu hitam mereka kembali melahirkan anak lembu berwarna putih, dia lalu menyuruh anaknya pergi bertanya lagi kepada Konfusius kenapa bisa begitu?
Anaknya lalu berkata, kenapa pergi bertanya lagi, tahun lalu pergi bertanya ternyata bapak menjadi buta, ngak usah bertanya lagi. Tetapi bapaknya berkata, "Perkataan orang suci pasti ada artinya, kita tidak tahu akibatnya, harus bertanya sekali lagi." Akhirnya anaknya pergi bertanya kepada Konfusius. Konfusius masih tetap berkata: "keberuntungan". Konfusius juga menganjurkan anak tersebut pergi bersembahyang kepada para dewa. Anak ini menyampaikan pesan Konfusius kepada ayahnya, Ayahnya berkata, "Lakukan seperti yang dikatakan Konfusius." Setahun kemudian, anak ini matanya menjadi buta.
Tidak berapa lama kemudian kerajaan Chu menyerang kerajaan Song, pasukan kerajaan Chu mengepung seluruh kota, tidak ada yang boleh keluar masuk dari pintu gerbang, oleh sebab itu pasokan bahan makanan terputus, terjadi bencana kelaparan. (Kerajaan Chu menggempur kerajaan Song selama 9 bulan, ini benar-benar pertempuran yang sengit. Bencana kelaparan terjadi dimana-mana) Seluruh lelaki dari kerajaan Song diwajibkan masuk militer, karena tidak berpengalaman dan jumlah musuh lebih banyak, lebih dari setengah dari mereka yang maju perang, tewas di pertempuran. Sedangkan lelaki buta beserta anaknya karena mereka berdua buta tidak diwajibkan masuk militer.
Setelah perang selesai, mata ayah dan anak tersebut setelah diobati ternyata bisa melihat lagi.
Walaupun di mata masyarakat mereka berdua ayah dan anak sama-sama menjadi buta adalah sebuah kejadian yang tragis, tetapi karena kebutaan, mereka dapat terhindar dari terbunuh akibat peperangan, orang yang selalu berbuat kebajikan akhirnya mendapat balasan yang baik. [Anna Tjia / Jakarta]