Keesokkan harinya ketika bangun dari tidur, dia melihat seluruh badannya tumbuh penuh dengan bulu bebek. Pemuda ini menjadi ketakutan, dia pergi mencari pengobatan kemana-mana, tetapi tidak ada satu obatpun yang bisa mengobati penyakitnya.
Pada suatu malam dia bermimpi, di dalam mimpinya ada orang yang mengatakan kepadanya, "Penyakitmu adalah hukuman dari Tuhan karena engkau mencuri bebek, hanya dengan cara pemilik bebek ini memarahi anda yang dapat mengobati penyakitmu, maka bulu bebek ditubuhmu akan hilang."
Tetapi tetangganya itu adalah seorang tua yang berpendidikan tidak pernah memaki orang, walaupun biasanya barangnya dicuri orang lain, di wajahnya tidak pernah terlihat dia marah atau murka.
Oleh sebab itu, pemuda ini dengan tekad bulat akan mengaku dia berlutut dihadapan tetangganya orang tua tersebut sambil berkata, "Bebekmu dicuri oleh si anu, pergilah dan kutuklah dia supaya lain kali ia tidak akan berani mencuri lagi! "
Dengan tersenyum orang tua itu berkata, "Sudahlah, biarkan saja hilang, siapa yang mempunyai waktu marah-marah sama orang?" orang tua ini tidak mendengar anjuran pemuda ini untuk mengutuk orang.
Akhirnya, pemuda ini karena tidak ada akal lain lagi memutuskan akan mengaku di hadapan orang tua tetangganya ini. Dia memohon orang tua tersebut memaafkannya serta menolongnya, meminta dia memakinya agar dia bisa sembuh. Orang tua tersebut akhirnya memakinya, penyakit pemuda ini langsung sembuh!
Tuhan ada dimana-mana, jangan karena ketamakan sesaat melakukan kesalahan, jika hanya karena hati yang serakah melakukan kesalahan, tidak segera menyadarinya maka kebiasaan tersebut akan berlanjut, yang akhirnya akan memusnahkan hidup sendiri.
Berbuat salah harus segera bertobat dan meminta pengampunan dari Tuhan dan orang yang kita sakiti, ini adalah keputusan yang rasional. [Merry Huang / Menado]