Seluruh badannya penuh debu, sepatunya penuh dengan lumpur . Nampaknya dia seperti telah melakukan perjalanan yang jauh. Namun pandangan mata orang tua itu masih berkilau.
Kereta api memasuki peron, penumpang mulai memasuki kereta. Orang tua itu dengan santai berdiri bermaksud naik ke atas kereta api. Tiba-tiba seorang perempuan separuh baya yang gemuk dengan tergesa-gesa keluar dari ruang tunggu, dia mengangkat sebuah koper besar.
Tampaknya dia juga naik kereta api yang sama. Dia terengah-engah membawa kopernya yang terlalu berat. Perempuan gemuk itu sesaat memandang ke arah orang tua dan berteriak kepadanya,
"Hei pak tua, tolong angkat koper ini, nanti saya beri kamu tips," teriak perempuan gemuk itu.
Tanpa berpikir panjang, orang tua itu mengangkat koper dan bersama perempuan gemuk itu masuk kedalam kereta api.
Begitu mereka menyerahkan karcis masuk kedalam kereta, kereta api segera berangkat.
"Untung ada kamu, jika tidak saya pasti ketinggalan kereta," kata perempuan gemuk itu dengan gembira seraya menyeka keringat di dahinya.
Sambil berkata demikian dia mengeluarkan uang 1 dollar diserahkan kepada orang tua. Orang tua itu dengan tersenyum menerima uangnya.
Pada saat kondektur sedang berjalan kearah mereka, dia mengenali orang tua tersebut, dengan bergegas berkata, "Mr Rockefeller, apa kabar, saya sangat senang engkau naik kereta api ini, apa yang bisa saya lakukan untuk anda?"
"Terima kasih, konduktur yang baik hati, saya baru pulang dari 3 hari perjalanan mendaki gunung, sekarang saya sedang perjalanan pulang ke kantor pusat di New York," jawab orang tua yang ternyata bernama Rockefeller, seorang raja minyak itu dengan sopan.
"Apa !! Rockefeller?" perempuan gemuk itu sangat kaget dan berteriak.
"Oh Tuhanku, saya menyuruh seorang raja minyak Rockefeller mengangkat koper saya, dan memberikan kepadanya tips 1 dollar, hal gila apa yang sedang saya lakukan?" teriaknya dengan sangat malu.
Dia segera meminta maaf kepada tuan Rockefeller, serta dengan ketakutan menyuruh tuan Rockefeller mengembalikan tips satu dollar kepadanya.
Sambil tersenyum Tuan Rockefeller berkata, "Nyonya, engkau tidak perlu meminta maaf, engkau tidak melakukan kesalahan apapun, dan uang satu dollar ini adalah upah saya, saya akan menyimpannya."
Sambil berkata demikian tuan Rockefeller dengan khidmat menyimpan uang satu dollar itu ke sakunya. [Zhang Mei Ling / Jakarta]