Di kotanya tinggal seorang tukang daging yang amoral. Ketika tukang daging ini memaksa seorang wanita muda untuk menikah dengannya, Lu Zhishen menjadi geram. Lu Zhishen dan tukang daging terlibat dalam perkelahian dan Lu Zhishen membunuh tukang daging dengan tiga pukulan. Untuk menghindari tuntutan, ia melarikan diri ke Gunung Wutai dan mencari perlindungan di sebuah biara Buddha. Setelah melihat Lu Zhishen, kepala biara berkata: "Bahkan sedikit niat yang mengarah pada kebaikan bernilai seribu keping emas. Hukum Buddha maha luas, jadi saya namai kamu Kebijakan Mendalam (Zhi Shen). "
Tapi kehidupan biara tidak cocok baginya. Lu Zhishen tidak mau mematuhi aturan, makan daging, dan lagi-lagi mabuk. Permasalahannya mencapai klimaks ketika ia tanpa sengaja menghancurkan sebuah paviliun biara dan beberapa patung Buddha saat mengamuk dalam keadaan mabuk. Dia diusir ke sebuah biara lain dan ditugaskan untuk menjaga kebun sayuran. Namun, tak lama kemudian, datang saat kejayaan pertamanya, dia dengan usaha sendiri melumpuhkan 23 pencuri, dan kemudian bahkan mencabut pohon willow tinggi dengan tangan kosong. Dia mulai dielu-elukan sebagai seorang pahlawan di mana-mana.
Suatu hari, ia berpapasan dengan Jendral Lin Chong, seorang instruktur yang membawahi 800.000 prajurit kekaisaran. Keduanya cocok satu sama lain dan mengangkat sumpah sebagai saudara. Namun Lin Chong tak lama kemudian dijebak oleh pejabat korup dan diasingkan. Ketika pengawal Lin Chong mencoba membunuhnya di hutan, Lu Zhishen tiba-tiba keluar dari balik pohon dan memukul pengawal itu untuk menyelamatkan Lin Chong. Ternyata diam-diam Lu Zhishen telah melindungi Lin Chong selama ini. Keduanya akhirnya bertemu kembali di Gunung Liang, bersama dengan Song Jiang dan yang lainnya. Kisah Lu Zhishen ini dipentaskan oleh Shenyun Performing Arts untuk Anda nikmati. [Widya Wong / Pontianak]