Membaca buku memerlukan hati yang tenteram dan tenang, baru dapat mempunyai kemampuan untuk bertanya, berpikir lebih mendalam dan membedakan lebih jelas, kemudian baru bisa mendapatkan sesuatu.
Guan Ning dan Hua Xin adalah sahabat baik pada masa Dinasti Wei, pernah sekolah bersama duduk di satu tikar, kebetulan di luar rumah ada iringan kendaraan beramai-ramai lewat, Guan Ning tidak tergoyah olehnya, namun Hua Xin meninggalkan buku keluar menonton, Guan Ning tetap duduk berpisah tikar. Di saat belajar dalam lubuk hati seharusnya betul-betul tenang, tenteram, memusatkan seluruh perhatian.
Di jalan raya biar pun berjalan kaki, bersepeda atau mengendarai mobil, semuanya memerlukan hati yang tenang dan tenteram, menghindari terjadinya bahaya. Jalan raya bagaikan mulut harimau, krisis bisa terjadi di mana-mana, kita harus mengawasi empat arah, mendengarkan suara dari delapan penjuru, baru dapat dengan cerdik menghadapi bahaya yang mungkin saja datang dengan mendadak, ini juga memerlukan suasana hati yang tenang, tidak boleh memencarkan perhatian, juga jangan mudah marah karena tidak sabar.
Menjalankan usaha perlu hati yang tenteram. Misalnya, para pendidik harus selalu memelihara ketenangan di dalam hati, baru dapat membimbing orang lain, muridnya baru dapat memahami bagaimana dengan hati yang tenteram dan tenang belajar.
Karyawan perusahaan atau pegawai negeri, juga perlu mempunyai hati yang tenang dan tenteram, dalam lingkungan yang penuh dengan tantangan ini baru dapat dengan tenang mengatasinya, bahkan dengan gagasan dan prestasi yang luar biasa melayani pembeli, dan mendapatkan dukungan dari mereka.
Hati yang tenteram dan tenang adalah memaku hati pada "suatu tempat" di mana Anda berada, dan tenang berada di tempat itu, pikiran mantap tidak berubah-ubah, hati juga tidak bergejolak bila terdapat rangsangan dari luar.
Sekarang cobalah ketenangan yang Anda miliki: pejamkan mata, rileksasi, bernapas panjang, konsentrasikan seluruh perhatian, coba pikirkan Anda sekarang berada di mana? Sedang mengerjakan apa? Apa motivasinya? Dapatkah memusatkan perhatian? Mendapat suatu gangguan, senyumlah sejenak, lalu memberitahu diri sendiri: "Di dunia ini tidak ada rintangan yang tidak bisa diobsesi." [Jasisca Wang / Jambi]