Tuanku, sungguh malang nasib yang akan menimpa tuan !" Kata orang tersebut dengan rasa sedih setelah mendengar kisah yang terjadi dalam mimpi itu.
"Setiap gigi yang terjatuh mewakili seorang anggota keluargamu yang meninggal dunia." Kata penafsir mimpi itu melanjutkan.
Apa katamu?" Sang kaya kini menjadi marah setelah mendengar tafsiran mimpinya.
"Enyahlah engkau dari pandangan mataku!" Katanya sambil memerintahkan agar orang tersebut dipukul sebanyak lima puluh kali sebagai upah yang harus diperolehnya
Sebagian orang sebenarnya pikirannya kacau. Mereka tidak hanya gagal menghargai atas nasihat baik tetapi juga menjadi kecewa dan mencari membalas dendam menentang mereka yang memberinya nasihat. Sehingga orang kaya tersebut tetap tidak merasa puas, karena itu ia lalu memanggil seorang lain lagi untuk menafsirkan mimpinya.
Setelah mendengar kisah yang terjadi dalam mimpi tersebut, penafsir yang kedua berkata; "Tuanku, betapa beruntungnya tuan, karena tuan adalah satu-satunya yang akan hidup lebih lama dari semua anggota keluargamu yang lain.
Orang tersebut nampak gembira dan puas dengan tafsiran yang kedua ini. Ia lalu memanggil pembantu rumahnya dan memberikan lima puluh keping emas sebagai balasan atas kebaikannya menafsir mimpinya.
Dalam perjalanan pulang, seorang teman berkata kepada penafsir kedua tersebut; "Apa yang kau katakan sebetulnya tak berbeda dengan apa yang dikatakan oleh penafsir yang pertama."
Sambil tersenyum orang tersebut menjawab, "Ada banyak hal yang benar yang bisa dikatakan. Namun yang terpenting adalah bagaimana cara menyampaikannya. Marilah kita mengatakan yang benar lewat cara yang benar pula!!! [Kelly Chang / Jogjakarta]